Langgur, Tribun-Maluku.com : Situasi Kamtibmas pasca bentrok antara Desa Elat dan Desa Waur Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara hingga saat ini relatif aman dan kondusif.
“Perlu saya sampaikan, situasi Kamtibmas di desa Elat dan Desa Waur pasca bentrok tanggal 7 Januari 2017 lalu, saat ini relatif aman dan kondusif,” kata Kapolres Maluku Tenggara(Malra) AKBP Agus Rianto,S.Pd.SH, dalam konferensi pers di Polres Malra, Jumat (17/2).
Dijelaskan, akibat bentrok tersebut, aktivitas masyarakat belum maksimal sehingga berdampak pada proses belajar mengajar di desa tersebut.
“Masyarakat Waur belum normal berhubung ke desa Elat dan sebaliknya, sehingga aktivitas proses belajar mengajar belum maksimal seperti sebelumnya,” terangnya.
Ditambahkan orang nomor satu di Polres Malra itu, hingga saat ini pihaknya masih mencari bukti di lapangan terkait konflik antara dua desa tersebut,
“Untuk penyerangan, kita masih mengumpulkan bukti-bukti, kami pasti proses hukum karena ini ada dalam wilayah hukum Polres Malra,” ucapnya.
Upaya mediasi dan bimbingan ke pihak yang bertikai sudah dilakukan Polres Malra dan masih menunggu upaya perdamaian melalui adat.
“Kita juga sudah mengupayakan mediasi melalui pencerahan, bimbingan kepada masyarakat tersebut dan masih menunggu upaya perdamaian dari para raja sesuai adat yang di sini,” katanya.
Menurut Kapolres, Kamtibas dalam wilayah Hukum Polres Maluku Tenggara yaitu Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara aman dan kondusif, belum ada kasus-kasus yang menonjol sehingga masyarakat di harapkan agar tetap menjaga kedamaian di Bumi Larvul Ngabal Tanah Kei.
Dia mengharapkan agar masyarakat tidak terprovokasi dengan isu atau informasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah hubungan persaudaraan.
“Saya berharap masyarakat jangan terprovokasi dengan isu maupun informasi, yang akan memecah belah hubungan persaudaraan yang ada di Bumi Larvul Ngabal ini,” ujarnya.
Dalam upaya penegakan hukum, lanjut Kapolres, pihaknya tetap profesional dan mengedepankan transparansi terhadap publik melalui media, serta menghormati Adat Istiadat budaya dan kearifan Lokal di Kepulauan Kei.
Untuk diketahui, sesama pemuda Desa Waur dan Desa Elat, Kecamatan Kei Besar Kabupaten Malra, Sabtu (7/1) terlibat bentrok. Sebanyak 12 orang dari kedua desa itu mengalami luka-luka dan tiga unit rumah serta kantor camat mengalami rusak.
Kejadian itu terjadi tepatnya di perbatasan ujung Elat Kei Besar Kabupaten Malra yang berawal ketika, adanya konsentrasi massa dari warga Waur sekitar 200 orang dan kemudian menyerang warga di Elat.
Kejadian ini rupanya merupakan balas dendam yang dipicu sejak Kamis (5/1) dimana beberapa pemuda dari Waur mabuk dan berulah di Pelabuhan Elat. Ketika itu sempat ditegur oleh pemuda Elat, namun tidak terima pemuda waur. Keesokan harinya Jumat (6/1) pemuda dari Waur yang mabuk sebelumnya kembali membuat ulah dan memasang sasi Hawear di sekitar Pelabuhan Elat.
Dari peristiwa tersebut, tujuh warga Elath mengalami luka-luka masing-masing, Muhamad Amin Matdoan Mataholat mengalami luka pada Lengan kanan, Ahmad Hanubun luka pada lengan kiri, Hasan Serang kena panah tertancap pada paha kanan, Wisnua Watyanan luka didada, Manjui Suat luka panah pada perut sebelah kiri, Akbar Baranratu luka pada Dahi dan Surya Sanmas kena panah pada dada kanan.
Sementara korban luka dari Warga Waur masing-masing Antonius Sikteubun kena panah pada dada, Kaspar Samaderubun kena panah di daerah punggung, Charles Heatubun kena panah pada kaki kiri, Agustinus Borlak kena panah pada kaki kiri dan Natalis Hanubun luka pada lutut Kanan.
Sedangkan rumah yang mengalami rusak masing-masing rumah milik Hendrik Farneubun, Ali Baba Rahaleb, Edihar Suatrean, Arifin Suat dan Kantor Camat Kei Besar.