Dalam rangka memberikan penekanan dan pemaknaan bagi masyarakat kabupaten kepulauan Aru akan pentinganya budaya Sitakaka Walike serta meningkatkan kesadaran dikalangan genarasi muda dalam memanfaatkan kebudayaan lokal dan mendorong pemerintah dalam kerangka menyamankan presepsi akan manfaat budaya tersebut pada birokrasi pemerintahan maka Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov membuka Dialog Budaya lokal Daerah Maluku Tahun 2012 bertempat Aula gedung Gereja Bethel Dobo rabu 12/9 dengan melibatkan para Siswa-siswi sekota Dobo,Budayawan,LSM,Pemerhati Budaya Sitakaka walike serta kalangan Birokrat lingkup Pemda Aru.Tema yang diangkat BPNB kali ini yaitu “ Sitakaka Walike Dalam Perspektif Kebudayaan Lokal “.
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan dialog kebudayaan daerah Maluku oleh BPNB Ambon di Aru mengingat karena kajian antropologi menunjukan bahwa indonesia dihuni lebih dari 500 suku bangsa,tersebar diseluruh wilayah indonesia,makas sangat beralasan jika pengelompokan kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat tradisional dari segi pemanfaatan cukup membantu demi kelancaran bermasyarakat,susunan komunitas adat yang dibingkai dari tradisi adat dan budaya yang diwariskan dengan pendekatan leluhur “ lokal wisdom “ telah menjadi ciri klasik masyarakat adat tersebut dimana nilai-nilai kebudayaan lokal dengan sentuhan historisnya bukan hanya pada tataran pengelolaan berbagai kekayaan budaya tetapi juga mempengaruhi filosofi yang menggambarkan kehidupan masyarakat adat itu.
Dimaluku khusunya kepulauan Aru memiliki filosofi yang menyatukan secara teori kesamaan adat dan budaya. Unsur- unsur filosofis yang di gali dari kekayaan budaya lokal di wujudkan sebagai pengungkapan citra dirinya (Inner World).Aspek kesamaan budaya di maksudkan dalam tradisi kebudayaan masyarakat kepulauan Aru adalah filosofis budaya Sitakaka Walike. Sitakaka Walike di artikan lebih pada ikatan persaudaraan yang hidup secara rukun dan damai,konsep ini kemudian menjadi pola pengaturan kehidupan sosial bagi masyarakat kepulauan Aru dalam mengharmonisasikan kehidupan persaudaraan yang lebih baik.filosofi Sitakaka Walike sendiri telah menjadi terpenting dalam kebudayaan masyarakat kepulauan Aru oleh karena itu berdasarkan kondisi pada obyektif, maka Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon dan dan berbagai pihak terkait, memilki tanggungjawab moral dan intelektual untuk berkontribusi sepenuh hati dalam upaya mensinergikan baerbagai potensi kebudayaan lokal dalam pembangunan jati diri Bangsa. Dengan Tema, “Sitakaka Walike Dalam Perspektif Kebudayaan Lokal Masyarakat Kepulauan Aru” tema ini di rancang untuk mengulas makna filosofis Sitakaka Walike dalam berbagai perspektif dan format kluster dengan tema- tema representatif yang terkait dengan permasalahan yang mengemuka tentang pemaknaan budaya Sitakaka Walike dalam masyarakat Kepulauan Aru,kesamaan dalam aspek pemanfaatan dan pemaknaan budaya Sitakaka Walike menjadi penting dalam pembinaan karakter dalam pendekatan pembagunan berbasis kebudayaan .Transformasi nilai- nilai kebudayaan lokal akan memperkuat ketahanan budaya dalam kerangka memperkaya kebudayaan nasional (01/02)