AMBON – Komitmen Gubernur Maluku, Karel A Ralahalu dan Bupati Seram Bagian Barat (SBB), Jacobis Puttileihalat agar konsensi pertambangan Nikel di kabupaten SBB dapat menyerap sebanyak 75 hingga 80 persen tenaga lokal. Hal itu diungkapkan Bupati SBB, Jacobus Puttileihalat usai presentasi pihak Nickel Mining Indonesia PTE.LTD, perusahaan tambang asal Polandia, Rabu (21/11) kemarin.
“Nilai 75-80 persen itu harga mati, rakyat Maluku, dari dalam maupun luar Maluku, yang penting NKRI lah,” ujar Puttileihalat kepada wartawan di Ambon.
Menurut Puttileihalat, menjadi komitmen dia dengan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu agar konsesi pertambangan di SBB itu melibatkan banyak tenaga kerja di Maluku. Tenaga dari luar, hanya dipakai mereka yang punya keahlian khusus dalam menangani pekerjaan tertentu di pertambangan nikel itu.
Dengan demikian di SBB, selain China, Polandia juga akan berinvestasi di KEK. Khusus Nickel Mining Indonesia PTE.LTD, perusahaan asal Polandia itu akan membangun pabrik pengolahan bijih nikel (smelter) dan power plant (PLTU) kapasitas 150 Megawatt berbahan bakar batu bara. Namun Puttileihalat tidak menyebut total pekerja yang dibutuhkan.
Terkait proses administrasi, dia menandaskan, tinggal menunggu Keputusan Presiden RI (Keppres) untuk KEK tersebut. Hasil presentasi dari investor China sehari sebelumnya, dan Polandia kemarin akan diusulkan ke Badan KEK Nasional diketuai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional (BKPMN).
“Setelah itu baru akan dikeluarkan Keppres kalau Kepres sudah keluar maka investasinya semua akan bisa berjalan di dalam KEK, sudah berproses dari sekarang administrasinya,” urainya.
KEK selain lokasi tambang nikel di Gunung Tinggi, juga di lahan Hutan Tanaman Industri eks PT Jayanti Group, yang telah habis masa pakai. Selain tambang (mining), KEK juga memuat lahan untuk pengembangan pertanian yang juga ada investornya.
Ditandaskan seluruh pentahapan mulai penjajakan lahan, studi Amdal, eksplorasi nikel, dan studi geofisik telah dilalui. Tahap berikutnya tinggal pemasangan konstruksi baik smelter maupun PLTU dan eksploitasi.
Puttileihalat menyatakan, tambang nikel di SBB tidak tertutup kemungkinan masuk peringkat satu penghasil nikel terbesar di Indonesia.
Pihak Nickel Mining Indonesia PTE.LTD seperti yang telah diberitakan sebelumnya, menyatakan kabupaten Seram Bagian Barat kaya oleh tidak saja deposit bijih nikel (nickel ore), tetapi juga golongan mineral lainnya.
“Ketika Anda melakukan eksploitasi di sana maka Anda akan menemukan konsentrat nikel bersama jenis mineral yang lain, itulah sebabnya perusahaan kita tertarik,” terang Lukasz Piotr Wachowicz dari Nikel Mining Indonesia PTE LTD, usai presentasi dengan Pemda Maluku dan Pemkab SBB itu. Lukasz mengatakan, Kabupaten SBB maupun Maluku khususnya kaya dengan sumberdaya mineral karena terletak pada pertemuan tiga lempeng geologis dunia, yang saling berhimpit. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan Maluku sangat prospektif oleh cadangan (deposit) mineral.
Diuraikan, setelah tahap eksplorasi yang memakan waktu beberapa bulan, berikutnya segera dilakukan eksploitasi. Biji nikel yang berhasil ditambang akan diproteksi sedemikian rupa, sambil menunggu pembangunan smelter dan PLTU.
Perusahaannya kata dia, mengeluarkan total biaya untuk eksplorasi dan investasi sebesar 10 miliar dollar AS di Kabupaten SBB. Dan dia menyatakan deposit nikel di SBB dapat ditambang hingga 20 tahun akan datang oleh perusahaannya. Lukasz menyatakan optimisme perusahaannya untuk berinvestasi di Kabupaten SBB, dan bersedia mengikuti seluruh prosedur maupun perundang-undangan yang berlaku. “Saya sudah katakan ini dalam presentasi tiga jam itu,” ujarnya