AMBON Tribun-Maluku.Com, Tantangan yang menghadang pemuda dan remaja sebagai generasi penerus bangsa ini bukanlah persoalan ringan. Salah satu program yang didisain untuk sasaran remaja adalah program Generasi Berencana atau GenRe.
Drs. Yunus P. Noya, MSi (tengah) |
Program GenRe dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sehingga mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi.
Oleh karena itu, fokus program GenRe meliputi tiga hal. Pertama, promosi penundaan usia kawin. Dalam hal ini, remaja diarahkan agar dapat mengutamakan pendidikan (sekolah) dan berkarya sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Kedua, penyediaan informasi kesehatan reproduksi seluas-luasnya melalui wadah Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa). Ketiga, promosi perencanaan kehidupan berkeluarga dengan sebaik-baiknya, yang meliputi kapan menikah, kapan mempunyai anak, dan berapa jumlah anak.
Demikian sambutan tertulis Plt. Kepala BKKBN Pusat DR. Sudibyo Alimoeso, MA yang dibacakan oleh Drs. Yunus Patriawan Noya, MSi Direktur Advokasi dan KIE BKKBN Pusat pada acara Program Eagle Junior Documentary Camp tahun 2013 yang dilaksanakan di lantai 2 gedung Rektorat Unpatti Ambon (12/04).
Menurut Alimoeso, kaitan dengan itu maka akan dilaksanakan kegiatan untuk menggali potensi dan bakat serta minat generasi muda dalam bidang documentary film, dengan tema “ Yang Muda, Yang Berencana “.
Dikatakan, permasalahan remaja (usia 10-24 tahun) merupakan permasalahan yang sangat kompleks karena Pertama,
Kuantitasnya cukup banyak yang menurut World Population Prospects: The 2010 Revision, tahun 2011 lalu saat penduduk dunia mencapai 7 miliar, hampir separuhnya adalah orang muda usia10-24 tahun.
Sebanyak 1,2 miliar penduduk atau 1 dari 5 orang di dunia berusia 10-19 tahun, 900 juta orang diantaranya tinggal di negara berkembang, dan hasil Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa 64,6 juta jiwa atau setara dengan 27,6 persen dari total penduduk Indonesia adalah kaum muda berusia 10-24 tahun.
Kedua, tidak sedikit remaja dihadapkan pada persoalan pernikahan dini karena faktor ekonomi, sosial dan budaya, sehingga akan berdampak terhadap kualitas persiapan berkeluarga di masa depan, dalam membentuk persiapan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
Ketiga, menghadapi tantangan perilaku negatif para remaja, akan berdampak pada transisi kehidupan remaja, untuk : Melanjutkan sekolah (continue learning) terganggu, sehingga menjadi putus sekolah, Mencari pekerjaan (start working), terbatas pada job yang sangat rendah, Memulai kehidupan berkeluarga(from families), menghambat terbentuknya keluarga bahagia, Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship), terganggu karena dianggap melanggar norma sosial, dan Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).
Kegiatan ini dirancang merupakan kompetisi pembuatan film documenter tentang Generasi Berencana (GenRe) yang ditujukan bagi remaja baik yang sedang bersekolah maupun tidak sekolah. Diharapkan akan membentuk remaja kreatif dan peduli akan pentingnya Program Generasi Berencana.
Tahapan awal dari rangkaian Program Eagle Junior Documentary Camp tahun 2013, adalah Roadshow pada 10 kota di 10 Provinsi yang sudah dimulai pada bulan Maret 2013 diantaranya: Banda Aceh, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, Denpasar, Samarinda, Manado, dan Ambon.
Khusus di Kota Ambon, panitia menentukan tempatnya di Universitas Pattimura karena Rektor berkenan memberi kesempatan pelaksanaannya di kampus ini, yang ditetapkan menjadi salah satu anggeda dalam Dies Natalis Universitas Pattimura.
Alimoeso mengucapkan terima kasih kepada Walikota Ambon atas bantuannya menghadirkan Mahasiswa dan Siswa/Siswi SMP maupun SMA di Kota Ambon sebagai peserta Workshop, dan berharap dapat memberikan kontribusi terhadap Life Skill Remaja di Ambon.(02TM)