lokasi penimbunan minyak ilegal |
Ambon, Tribun-Maluku.com
Aneh bin ajaib, setelah kepergok menimbun minyak dan solar di kawasan Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Joppy Salamony, pemilik tempat penimbunan minyak yang juga oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada salah satu instansi di Maluku Tengah tersebut malah balik mengancam wartawan.
Ancaman pihak Joppy melalui SMS kepada wartawan itu sangat tidak jelas dan terkesan mengada ada. Disinyalir perbuatan Joppy melalui ancaman ini dikarenakan ada pihak pihak tertentu yang memback-up kegiatan penimbunan BBM selama ini.
Adapun dalam isi SMS-nya, Joppy mengatakan kalau dirinya akan mempublikasikan para wartawan yang datang hari Sabtu (6/4) ke tempat penimbunan minyak di koran. “Ibu dong kasi kaluar beta di Koran, beta juga akan kasi kaluar ibu punya tim di Koran juga, karena beta ada foto dengan rekam ibu dong punya pembicaraan di pangkalan dan di mall pada saat itu, punya satu anggota minta 100 ribu,” katanya via SMS.
Seperti diketahui, pada Sabtu (6/4), para wartawan dari beberapa media mendatangi tempat penimbunan itu, dari hasil wawancara dengan Joppy Salamony, dirinya mengaku kalau dirinya sudah memainkan peran ini sejak lama, bahkan dirinya juga mengetahui beberapa oknum yang biasa melakukan bisnis illegal ini.
Di saat wartawan tengah mewawancarai Joppy dan mengambil dokumentasi gambar, saat itu juga ada anak buah Joppy yang sengaja mengambil gambar para wartawan via HP Mito 999, entah dengan alasan apa.
Setelah wartawan kembali dari tempat itu, pihak Joopy sengaja meminta nomor salah satu wartawan untuk berkoordinasi soal kejadian itu. Dari hasil koordinasi, Joppy meminta agar hal ini diselesaikan secara ‘damai’ saja, entah maksudnya seperti apa, namun para wartawan sengaja mengiyakan permintaan tersebut.
Kemudian disepakati untuk bertemu di pantai Natsepa karena kebetulan para wartawan sedang dalam perjalan pulang ke Kota Ambon. Namun setelah lama menunggu, para wartawan yang masih dikejar dengan konfirmasi berita lainnya langsung pergi, karena pihak Joppy sudah satu jam lebih tidak muncul.
Saat sedang mewawancarai salah satu nara sumber terkait berita lain di salah satu warung di desa Passo, pihak Joppy kemudian menelepon kalau mereka ingin bertemu wartawan di Mall Ambon City Centre (ACC).
Usai melakukan wawancara di warung itu, para wartawan kemudian menuju ACC dengan maksud akan berjumpa dengan pihak Joppy, ternyata kecurigaan wartawan benar kalau pertemuan itu adalah upaya untuk menyogok wartawan agar tidak mempublikasikan berita penimbunan BBM.
Setelah bertemu di restoran Solaria yang terletak di lantai II gedung ACC, ternyata yang datang adalah Istri Joppy Salamoni bersama salah satu anak buahnya, namun pembicaraan yang baru saja akan mulai itu tiba tiba berubah suasana lantaran salah satu wartawan merasa dipermainkan oleh pihak Joppy yang tidak konsisten dengan janji pertemuan sebelumnya.
Usai menumpahkan kemarahannya, wartawan tersebut langsung pergi, diikuti oleh beberapa temannya, sementara beberapa teman yang masih bersama istri Joppy dan sengaja dibiarkan untuk menelusuri niat istri Joppy, dan ternyata dugaan itu benar, Istri Joppy kemudian mengeluarkan sejumlah uang sekitar 500 ribu dengan niat memberikan kepada wartawan agar jangan mempublikasikan berita namun para wartawan tidak mengambil uang itu.
Belakangan muncul SMS ancaman dari pihak Joppy katanya dirinya punya bukti foto saat wartawan mengambil uang darinya. “Ibu yang terhormat, beta mau bilang bahwa ibu hati hati, karena ibu punya bukti foto terima uang suap untuk bayar ojek di lokasi waai,” ujarnya via SMS.
Terkait dengan pemberian uang senilai 100 ribu untuk membayar tukang ojek di lokasi pangkalan penimbunan, sama sekali tidak diketahui wartawan.
Berdasarkan SMS yang dikirim ke wartawan, terbukti bahwa selama ini, Joppy Si Penimbun BBM sudah menyuap sejumlah pihak, dan disinyalir dirinya juga memberi jatah kepada aparat keamanan, bahkan sejumlah oknum wartawan untuk melanggengkan usaha ilegalnya.(TM05)