Ambon, Tribun-Maluku.com : Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengatakan kalau wilayahnya sangat rentan terhadap bencana alam. Karena hal itu, ia meminta Dinas Energi Sumber Daya Mineral untuk membuat peta zona kerentanan gerakan tanah di daerah itu, kemudian segera menyosialisasikan kepada masyarakat agar memiliki pengetahuan dalam menghadapi bencana alam.
“Wilayah Maluku sangat rentan terhadap bencana alam, termasuk pergerakan tanah sehingga perlu dibuat peta zona dan disosialisasikan secara luas agar diketahui masyarakat,” kata Gubernur Karel Ralahalu saat membuka “Pelatihan Penyuluh Mitigasi Bencana Gerakan Tanah” di Ambon, Selasa (21/5).
Peta dimaksud, kata Gubernur, harus menggambarkan daerah penyebaran gerakan tanah sehingga diketahui daerah mana yang gerakan tanahnya aktif atau tidak. Dengan demikian, lanjut dia, dapat dilakukan tindakan antisipatif sedini mungkin, di samping diperlukan pembenahan fungsi lahan dan tatanan air, terutama sebelum musim hujan.
Hal ini mengingat curah hujan yang tinggi di Maluku menjadi salah satu pemicu terjadinya gerakan tanah secara signifikan.
Menurut dia, letak geografis Maluku pada pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu Indo Australia, Eurasia, dan Pasifik berpotensi besar menimbulkan gempa bumi jika terjadi tabrakan antarlempengan tersebut.
Bahkan, kata dia, sejak beberapa tahun belakangan ini frekuensi dan intensitas bencana, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin langkisau (puting beliung), dan gelombang yang tinggi, semakin meningkat dan sering terjadi.
“Oleh karena itu, penyelenggaraan penanggulangan bencana harus dilakukan secara cepat, tepat, dan akuntabel, termasuk di dalamnya pembuatan peta zona kerentanan gerakan tanah di seluruh wilayah Maluku,” katanya.
Sumber : Antara