Ambon, Tribun-Maluku.com : Sistem pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 ini dengan metode soal ujian 20 paket dan teknis pelaksanaan anggaran yang memakan dana sebesar 3 miliar dinilai sebagian kalangan sangat tidak sesuai baik dari sisi menguji kuwalitas pendidikan maupun penganggaran yang dinilai merupakan lahan untuk korupsi.
Bagaimana tidak, dengan sistim yang sengaja diperketat oleh pemerintah yang katanya bisa menghindari kecurangan, kebocoran soal dan lebih menilai kualitas pendidikan khususnya peserta UN secara murni, menurut sebagian kalangan, hanyalah alasan untuk memperbesar anggaran agar bisa dinikmati oleh segelintir orang ataupun kelompok.
Belum lama ini, Rektor Institut Agama Kriten Oikumene (IAKO) Intim Ambon, Prof.DR (HC) S.D.Nuniary,M.Min pernah mengatakan, sistim UN tahun 2013 ini sangat tidak pantas untuk diterapkan, selain tidak bisa menentukan kemurnian lulus tidaknya peserta ujian, anggaran ujian tahun ini hanya untuk keuntungan sejumlah pihak.
“Sistim Ujian tahun ini memang sangat tidak pantas dan terkesan menghambur-hamburkan keuangan Negara. Selain tidak bisa mengukur kemurnian hasil kelulusan, anggaran yang diperuntukan bagi pelaksanaan ujian kali ini juga hanya untuk keuntungan sejumlah pihak, sehingga berpotensi korupsi,” ujar Nuniary.
Kenapa tidak bisa menentukan kemurnian hasil kelulusan,yang bisa menentukan hasil kelulusan siswa, secara pantas hanyalah para pendidik di lembaga sekolah dimana siswa itu menimba ilmu, bukan oleh perguruan tinggi ataupun kementerian di pusat, tandas Nuniary
Sementara jumlah anggaran yang begitu besar, menurut Nuniary, anggaran yang begitu besar untuk pelaksanaan UN kali ini memang sengaja dianggarkan sesuai dengan sistim yang diterapkan tahun ini yang terkesan diperketat agar memungkinkan pembengkakan anggaran, padahal anggaran itu hanya untuk menguntungkan sejumlah pihak, dengan potensi korupsi yang cukup besar.
Penegasan Nuniary ini sejalan dengan apa yang terjadi di sekolah-sekolah, usai menerima hasil kelulusan di sebagian besar sekolah di Ambon sejumlah keluhan pun terlontar dari sejumlah kepala sekolah, walaupun hasil UN kali ini cukup menggembirakan.
Seperti yang terlontar dari Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Ambon, W.P.Samallo,S.Pd kepada wartawan di ruang kerjanya Selasa (28/5) mengatakan, secara umum dirinya sangat gembira menyambut hasil kelulusan siswa- siswi di lembaga pendidikan yang dipimpinnya, karena semua peserta berhasil lulus 100 persen.
“Sebagai pimpinan di sekolah ini saya sangat gembira mmenyambut hasil kelulusan tahun ini karena seluruh siswa yang mengikuti ujian nasional kali ini berhasil lulus seratus persen, sama seperti tahun sebelumnya,” papar Samallo.
Hanya saja, lanjut Samallo, seluruh proses yang dilakukan semenjak menjelang UN hingga usai, banyak pengorbanan yang dilakukan, namun dalam penyaluran dana pelaksanaan UN, SMA Negeri 14 hanya kebagian 3 juta saja, padahal anggaran UN tahun ini cukup besar.
“Saya hanya mempertanyakan, atas dasar apa dan hitungan seperti apa jumlah anggaran yang diterima sekolahnya, karena di sini kami hanya mendapat tiga juta rupiah, apakah ini berlaku umum di semua sekolah atau tidak,” Tanya Samallo. (TM-05)