AMBON Tribun-Maluku.Com, Pangdam XVI Pattimura menggelar seminar penyelesaian konflik Porto -Haria dan seminar ini melibatkan Pemerintah Propinsi Maluku, Pemerintahan Adat, instansi terkait dan kedua warga Porto-Haria, bertempat di aula Viktoria Ambon (4/06).
Pangdam XVI Pattimura Eko Wiratmoko mengatakan permasalahan konflik Porto-Haria semakin hari semakin memanas, bahkan tak kunjung selesai sehingga seminar ini dilakukan untuk mencari solusi penyelesaiannya.
Dia menyebutkan sejak tahun 2011, terdapat tujuh kasus pelemparan bom, satu kasus pelemparan dan tiga kasus penembakan, satu kasus tawuran dua kasus pembakaran ledakan bom, dua kasus pembacokan, satu kasus penganiayaan, tiga kasus penembakan, satu kasus tawuran satu kasus pembakaran dan dua kasus muhandak.
Sementara di tahun 2012 terdapat sepuluh kasus ledakan senpi, satu kasus pelemparan, tiga kasus penembakan, satu kasus tawuran, dua kasus pembakaran, dan satu kasus penghadangan, sementara untuk tahun 2013 kasus-kasus tersebut semakin meningkat.
Pangdam mengaku, kasus konflik Porto-Haria bukannya menurun namun semakin hari semakin meningkat, untuk itu Wiratmoko mengambil langkah inisiatif untuk mencari solusi penyelesaian Porto-Haria dengan mendudukan pemerintah Provinsi Maluku, DPRD Maluku dan Tokoh Agama.
Menurut orang nomor satu Kodam XVI Pattimura itu, langkah yang akan di tempuh yaitu menciptakan keamanan dengan cara parmanen yakni penyelesaian konflik tanpa menggunakan aparat keamanan, namun diharapkan adanya kesadaran dari diri masyarakat sendiri.
Dikatakan, KODAM XVI Pattiimura telah berupaya semaksimal mungkin dengan menurunkan dua peleton aparat untuk mengamankan Porto-Haria namun hingga kini konflik Porto-Haria tak dapat diatasi untuk itu, kunci utama penyelesaian konflik Porto-Haria adalah harus ada kesadaran yang tumbuh dari masyarakat kedua Negeri tersebut.(TM-06)