Ir. Maimuna Tualeka, M.Si |
AMBON Tribun-Maluku.Com, Target perlindungan tanaman dalam pengawalan pertanaman dilapangan oleh semua elemen petugas perlindungan yaitu; menjaga produktivitas pada taraf yang tinggi, menurunkan luas serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) dari 5 persen tahun 2012 menjadi 3 persen tahun 2013, meningkatkan kualitas produksi dan kualitas lingkungan terpelihara yang pada akhirnya terjadi efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas serta meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.
Demikian penjelasan Kepala Balai Proteksi Pertanian dan Peternakan Provinsi Maluku Ir. Maimuna Tualeka, M.Si kepada Tribun-Maluku.Com diruang kerjanya (12/07).
Menurut Tualeka, dalam menghadapi musim penghujan tahun ini, pihaknya telah melakukan tindakan dilapangan sehingga unsur-unsur hama dan penyakit bisa diantisipasi lebih awal.
Dikatakan, salah satu fungsi dari Balai Proteksi adalah selain melakukan pengamatan dan pengendalian secara rutin, juga dapat melakukan ramalan dan hasil ramalan itu sudah disebarkan dilapangan kepada BPP, koordinator penyuluh dan petugas-petugas pengamat hama untuk bisa mensosialisasikan kepada petani dilapangan baik pada musim hujan maupun musim kering.
Dalam mengantisipasi musim hujan maka para petugas lapangan sudah disiapkan sehingga mereka selalu menganjurkan kepada petani untuk melakukan jarak tanam legowo artinya jarak tanam diperbesar, sehingga dapat mengatur iklim mikro di pertanaman, kelembaban dapat terjaga sehingga unsur-unsur penyakit bisa dipantau, diamati dan meminimalisir secara dini.
Ada SOP yang sudah ditetapkan kepada petugas dilapangan yaitu; perencanaan agroekosistim yang membutuhkan kerjasama dengan staceholders lainnya seperti benih yang toleran terhadap banjir dan kekeringan serta berlabel member sertifikat, waktu tanam yang tepat, penggunaan pupuk dan pestisida secara bijaksana dan rencana tindak lanjut.
Selain itu ada SOP yang tidak kalah pentingnya adalah; pemantauan agroekosistim dimana dilakukan pengamatan dan pengendalian dini yang dilaksanakan oleh semua petugas pengamat lapangan yang mengamati secara rutin mingguan oleh POPT dan petani alumni sekolah lapang, melakukan survey lands OPT oleh LPHP, brigade proteksi yang telah terbentuk pada 4 wilayah sentra selalu stand by, menggaungkan pos-pos pengembangan agens hayati untuk menjaga prodak ramah lingkungan dan memberdayakan alumni SLPHT, SLI (Sekolah Lapangan Iklim) untuk masuk sebagai regu pengendali hama, sehingga pengendalian hama dari waktu ke waktu bisa ditekan yang pada akhirnya kita bisa meningkatkan produksi atau menjaga produktivitas tanaman pangan pada tahap yang tinggi’”ucapnya.(02TM)