“Pilgub Maluku yang dilakukan pada tanggal 11 Juni kemarin berjalan dengan lancar meskipun dalam kelancaran tersebut terdapat banyak aksi teror termasuk didalamnya ancaman terhadap ketua KPU Maluku dan adanya aksi teror bom rakitan,”ujar Muktiono.
Dia mengakui, berbagai kejadian tersebut selalu mendapatkan respon aparat kepolisian dan terus melakukan komunikasi intensif serta berkoordinasi dengan lembaga penyelenggara pilkada, baik KPU maupun Bawaslu sehingga seluruh proses pilkada berjalan lancar, aman dan terkendali dan tidak ada gejolak di masyarakat.
Dijelaskan, untuk masalah teror bom rakitan ini terjadi pada Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) yang juga melangsungkan pilkada tanggal 17 Juni 2013 kemarin, serta adanya aksi demo stasiun radio milik pemerintah yang dinilai tidak independen dan memihak dalam menyiarkan berita sehingga memancing emosi warga.
“Kami juga melakukan berbagai upaya antisipatif dan responsif terhadap berbagai peristiwa selama berjalannya tahapan-tahapan pilkada, termasuk meminta Mabes Polri mendatangkan pasukan tambahan dri Brimob Sulsel ke Malra,” katanya.
Orang nomor satu di jajaran kepolisian Maluku itu menambahkan, terkait dugaan pelanggaran pidana pemilu yang terjadi di berbagai daerah baik untuk Pilgub Maluku maupun Pilbup Malra belum ada kasus yang diserahkan Bawaslu ke aparat kepolisian untuk ditindak lanjuti. (TM-06)