Edison Ritonga, S.Si, M.Si |
AMBON Tribun-Maluku.Com, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku bulan Juni 2013 sebesar 105,64 naik 0,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Mei 2013) sebesar 105,04, kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,86 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga harga yang dibayar petani sebesar 0,29 persen.
Demikian penjelasan Kepala BPS Provinsi Maluku Edison Ritonga, S.Si, M.Si kepada wartawan di Ambon (1/06).
Menurut Ritonga, capaian Nilai Tukar Petani tertinggi terjadi di sub sektor Perikanan sebesar 125,36 persen.
NTP Provinsi Maluku bulan Juni 2013 mengalami kenaikan pada semua sub sektor dengan kenaikan tertinggi terjadi pada sub sector Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,57 persen, diikuti sub sector Tanaman Pangan sebesar 0,47 persen, sub sektor Hortikultura 0,34 persen, sub sektor Peternakan 0,14 persen dan terendah sub sektor Perikanan 0,11 persen.
Pada bulan Juni 2013 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,35 persen yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga di tiap-tiap kelompok pengeluaran rumah tangga yakni; tertinggi pada Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,61 persen, diikuti kelompok Bahan Makanan sebesar 0,40 persen, kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,25 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,18 persen sedangkan kelompok Sandang, kelompok Kesehatan, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga masing-masing 0,00 persen.
Kelompok pengeluaran yang mempunyai andil terbesar menarik inflasi perdesaan ke atas adalah kelompok Bahan Makanan sebesar 0,21 persen diikuti kelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,10, sedangkan kelompok Kesehatan, kelompok Sandang, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga masing-masing memiliki andil sebesar 0,00 persen.
Jika dirinci menurut sub sektor, terjadi inflasi di daerah perdesaan Maluku untuk semua sub sektor pada bulan juni 2013 tertinggi pada sub sektor Perikanan sebesar 0,47 persen, diikuti sub sektor Tanaman Pangan dan sub Peternakan sebesar 0,41 persen, sub sektor Hortikultura sebesar 0,31 persen dan terendah sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,17 persen.
Dikatakan, semakin tinggi Nilai Tukar Petani secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani.(02TM)