Menurutnya kalau awalnya terjadi longsor pada waktu hujan lebat 29 Juli 2013 membuat ruas jalan menuju perumahan BTN Hative kecil nyaris putus, walaupun begitu masih dilalui oleh mobil masyarakat sekitarnya. Tetapi dengan kehadiran PT. Djakarta Baru mengakibatkan jalan tersebut tidak bisa lagi dilalui oleh kendaraan roda empat.
Pasalnya sewaktu terjadi longsor tersebut masyarakat sempat menutup longsor tersebut dengan menggunakan terpal dan kendaraan roda empat masih bisa lalu-lalang pada jalan tersebut, tetapi dari Djakarta baru menghubungi kalau mereka akan segera melakukan pekerjaan perbaikan jalan tersebut.
Pada tanggal 17 Agustus kontraktor tersebut datang dengan menggunakan alat beratnya dan melakukan penggalian membongkar jalan tersebut kurang lebih dua sampai dengan tiga jam. Pada hari itupun para pekerja tidak lagi melakukan atau melanjutkan pekerjaan dengan alasan pergi makan siang, sampai dengan alat berat tersebut diangkut tidak ada kabar berita dari kontraktor tersebut, sehingga longsor menjadi bertambah parah dan tidaki bisa lagi dilalui oleh kendaraan roda empat.
Dijelaskan, pada saat ketemu dengan kontraktor bersama alat berat tersebut di depan PLN dirinya langsung menanyakan kenapa sampai alat berat diturunkan dan jawaban yang didapat kalau alat berat tersebut sengaja diturunkan untuk diganti dengan alat berat yang kecil.
Sampai saat ini alat berat kecil tersebut tidak ada batang hidungnya sehingga sebagai RT, dirinya dicemohkan oleh warganya karena sudah berjanji kalau nanti alat berat yang kecil dinaikan untuk memperbaiki ruas jalan tersebut.
Untuk itu, dirinya dengan warga sekitar mengharapkan perhatian dari pemerintah bersama kontraktor yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan tersebut karena aktivitas sangat terganggu dimana untuk mendapatkan pasokan minyak tanah dan lainnya yang memerlukan kendaraan roda empat tidak bisa melalui ruas jalan tersebut.
Ia menambahkan, warga yang mempunyai kendaraan roda empat juga tidak merasa nyaman karena kendaraannya harus diparkir jauh dari kediamannya dan adapula yang kendaraannya sudah dicoret-coret oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Longsor tersebut juga, tandas Rahakbauw, merupakan ancaman bagi gereja jemaat disitu karena tinggal 3 meter lagi gereja terancam akan rubuh dengan longsor susulan, walaupun Wagub dan Wakil Walikota pernah meninjau dan memerintahkan untuk segera melakukan pekerjaan mengingat gereja yang merupakan tempat peribadatan sudah terancam tetapi sampai saat ini belum ada realisasi baik dari Dinas PU Provinsi maupun PT. Djakarta Baru. (TM-05)