• Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • UU Pers dan Pedoman Media Siber
Senin, 16 Desember 2019
Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
  • Home
  • Seputar Maluku
    • Pertanian
    • Politik
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Seni dan Budaya
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Opini
    • Artikel
  • Berita Pilihan Redaksi
  • Lintas Daerah
    • Ambon
    • Maluku Tengah
    • Aru
    • Buru
    • Buru Selatan
    • Seram Bagian Barat
    • Seram Bagian Timur
    • Maluku Barat Daya
    • Maluku Tenggara Barat
  • Maluku
  • Tual
  • Maluku Tenggara
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Seputar Maluku
    • Pertanian
    • Politik
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Seni dan Budaya
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Opini
    • Artikel
  • Berita Pilihan Redaksi
  • Lintas Daerah
    • Ambon
    • Maluku Tengah
    • Aru
    • Buru
    • Buru Selatan
    • Seram Bagian Barat
    • Seram Bagian Timur
    • Maluku Barat Daya
    • Maluku Tenggara Barat
  • Maluku
  • Tual
  • Maluku Tenggara
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Opini

Anomali Kelahiran Kotaku, Ambon

Pewarta : Tribun Maluku
8 September 2013
Di Opini
5 menit dibaca normal
0
233
BERBAGI
BagikanTweetKirim
Oleh : M. Azis Tunny
“Pada kenyataannya, fakta tentang kelahiran Ambon yang dilegitimasi sekelompok intelektual dalam forum akedimis Universitas Pattimura (Universitas Pattimura) tahun 1972, adalah sebuah penyimpangan sejarah yang dilakukan secara sadar karena menetapkan 7 September sebagai hari ulang tahun kota Ambon.”


 Sejarawan dan para intelektual Maluku bersepakat bahwa peristiwa dibangunnya benteng Portugis “Nossa Senhora de Anunciada” menjadi cikal bakal berdirinya kota Ambon. Benteng yang kini dikenal dengan nama Nieuw Victoria itu menjadi entitas yang mengawali tapak sejarah Ambon, lebih dari empat abad lamanya.
Sebagai benteng Portugis yang kental dengan tradisi Katolik, panglima armada Portugis di Maluku, Sancho de Vasconcelos, memilih tanggal peletakan batu pertama benteng bertepatan dengan “pesta anunsiasi” yang dalam tradisi Katolik diperingati sebagai Hari Acunciada, saat dimana Maria diberi kabar suka-cita oleh malaikat Gabriel tentang kelahiran Yesus. Benteng ini lantas diberi nama sesuai peringatan liturgis itu “Nossa Senhora de Anunciada”, atau dapat diartikan “Benteng Bunda Kita yang Diwartakan Kabar Gembira.”.

Bukan tanpa alasan Portugis memilih 25 Maret untuk pembangunan Benteng Anunciada. Dalam antropologi bangsa yang tunduk kepada Kepausan Roma itu, filsafat sosiologi Portugis tak bisa dilepas-pisahkan dari spritualitas Kekatolikan.

Antropologi populer menyatu dalam filsafat sosial ini, “Jika bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sialah orang membangunnya”. Keyakinan antropologis tersebut begitu nyata dalam praktik kaum Portugis menyelaraskan pembangunan pada perayaan-perayaan keagamaan.

Dasar antropologis ini nampak pula dalam pembangunan benteng-benteng lain di Maluku. Benteng João Bautista (St. John) dibangun tahun 1522 di Ternate dengan memilih hari perayaan St. Johanes Pembaptis yang jatuh pada 24 Juni. Oleh Panglima Ternate António de Britto, benteng ini disebut Nossa Senhora del Rosario (Benteng Ratu Rosario), yang kelak menjadi Benteng São Paolo.

Portugis mendirikan juga benteng Dos Reis Magos (Tiga Raja atau Majus Bijaksana) di Tidore pada 6 Januari 1576 mengikuti perayaan liturgis “Tiga Raja dari Timur Mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem.” Pesta ini jatuh pada 6 Januari. Karenanya, dapat dipahami bahwa Portugis menempatkan hari berdirinya Nossa Senhora da Anunciada pada 25 Maret (1576) sebagai Hari Anunciada (H. Jacobs, 1974).

Pada kenyataannya, fakta tentang kelahiran Ambon yang dilegitimasi sekelompok intelektual dalam forum akedimis Universitas Pattimura (Universitas Pattimura) tahun 1972, adalah sebuah penyimpangan sejarah yang dilakukan secara sadar karena menetapkan 7 September sebagai hari ulang tahun kota Ambon.

Keputusan ini membuat Ambon sebagai satu-satunya kota di dunia yang kelahirannya begitu anomali. Tanggalnya diambil dari peristiwa yang berbeda dari tahunnya.

Kesalahan sejarah ini terjadi pada masa Walikota Ambon, Matheos H. Manuputty (Walikota Ambon ke-9) yang membentuk dan mengangkat panitia khusus sejarah kota Ambon dengan tugas menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon.

Seminar ini lantas dimotori Fakultas Keguruan Unpatti pada 14 hingga 17 Nopember 1972, dengan ketua Drs. John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan Unpatti), wakil ketua Drs. John A. Pattikayhatu (Ketua Jurusan Sejarah Unpatti), dan Sekretaris Drs. Z. J. Latupapua (Sekretaris Fakultas Keguruan Unpatti).

Seminar lalu menetapkan hari lahir kota Ambon jatuh pada 7 September 1575. Untuk pertama kalinya HUT Kota Ambon diperingati pada 7 September 1973, setahun setelah seminar membuat keputusan itu. Tahun 1575 diambil sebagai patokan pendirian kota Ambon berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dikemukakan dalam seminar bahwa pada tahun tersebut dimulainya pembangunan benteng “Kota Laha” di dataran Honipopu. Benteng Portugis yang bernama asli “Nossa Senhora de Anunciada”.

Sedangkan penetapan 7 September didasari peninjauan sejarah bahwa pada 7 September 1921, masyarakat Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda, untuk menentukan jalannya Pemerintahan Kota melalui wakil-wakilnya di Gemeeteraad (Dewan Kota) berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal pada 7 September 1921  (Staatblad 92 Nomor 524) yang mengartikulasi kemandirian kota Ambon. Dari sini kemudian ditetapkan sebagai hari berdirinya kota Ambon.

Dokumen Portugis dan Gereja Katolik menunjukkan fakta lain, yang justru menyajikan bukti historis sekaligus memvalidasi hari bersejarah Ambon. Surat Kapten Estevão Teixeira de Macedo tertanggal 2 Juni 1601 perihal berdirinya kota yang juga disebut Cidade de Amboino (Kota Amboina atau Ambon). De Macedo adalah Kapten “Nossa Senhora da Anunciada” sebelum kapten terakhir Gaspar de Melo yang menyerahkan benteng ini kepada Belanda tahun 1605 karena kalah perang.

Dalam surat yang tersimpan di Saville (Spanyol) itu, de Macedo menulis bahwa entitas awal kota Amboina adalah pada 25 Maret 1576, ketika batu pertama “Nossa Senhora da Anunciada” diletakkan di tepi teluk bernama Honipopu. Saksi mata abad ke-17 dan ke-18, baik Rumphius, Valentijn dan Rijali, menyebutkan, penduduk pulau Ambon ketika itu lebih mengenal Benteng Portugis itu dengan sebutan “Kota Laha” yang berarti benteng (kota) di teluk (laha).

Merujuk pada dua momentum yang berbeda baik tanggal maupun tahun kelahiran kota Ambon, tentu saja keotentikan sejarahnya perlu ditinjau kembali.

Hasil keputusan seminar buah pikir manusia tentu masih bisa dirubah, mengingat sifatnya tidak final. Sejarah yang nantinya kita wariskan kepada anak-cucu sebaiknya sebuah kebenaran, bukan rekayasa dan pemutar-balikan fakta.

Otentitas sejarah yang bebas nilai dan kepentingan sangatlah penting, bukan saja pada tataran teoritis dan pertanggungjawaban intelektualitas, tapi juga pemaknaan dan aktualisasinya.

Kebohongan sejarah yang telah kita ketahui bersama sudah saatnya memunculkan kesadaran kritis secara kolektif untuk mengoreksinya. Bukan membiarkan, apalagi mengakuinya sebagai sebuah kebenaran.

Masa lalu tentu memiliki pengaruh besar terhadap peradaban manusia hari ini. Sejarah tentang masa lalu merupakan tolok ukur dari eksistensi manusia. Tanpa sejarah, kehidupan tidak akan berkembang dan maju. Melalui sejarah masa lalu, manusia akan lebih dapat memahami keberadaannya.

Filsuf Jerman Georg Gadamer yang terkenal dengan karyanya Kebenaran dan Metode (Wahrheit und Methode) menegaskan, masa lalu sebagai arus bagi manusia bergerak dan berpartisipasi dalam setiap tindakan pemahaman. Pemahaman tersebut dapat diartikan pemahaman dalam arti luas, seperti pemahaman sebagai makhluk berbudaya yang memiliki cara pikir dalam menangkap segala peristiwa.

Bila manusia kehilangan sejarahnya, maka manusia itu tidak memiliki pemahaman mengenai dirinya. Sejarawan Arthur Marwick menyebutkan kelompok masyarakat tersebut akan mengambang tanpa memiliki pengetahuan diri.

Penulis Rusia, Marxim Gorki menegaskan “the people must know their history”. Mengapa kita berbicara tentang sejarah? Jawabnya, karena sejarah menentukan pemahaman mengenai keberadaan dan perkembangan kita.

Lalu, bagaimana dengan keberadaan sejarah kita yang sementara menjadi menghuni kota bernama Ambon ini? Kalau sejarah awalnya sudah menyimpang, bagaimana kita bisa menulis sejarah Ambon secara benar setelah itu?

Saran penulis untuk kita meluruskan sejarah kelahiran kota Ambon yang anomali ini adalah dengan tidak merayakan atau memperingati HUT Ambon tanggal 7 September, bukan saja tahun ini tetapi juga pada tahun-tahun mendatang. Pemerintah Ambon sudah saatnya menggali kembali fakta dan kebenaran sejarah dengan tidak membiarkan sebuah kesalahan melegitimasi hakekat dari keberadaan kota manise ini. (***)

Penulis adalah Direktur Eksekutif di Lembaga Studi Pers dan Demokrasi (LSPD)

Copyright by: Media Online Tribun-Maluku.com
-3.65607128.166419
Bagikan183Tweet21KirimBagikan
Berita Sebelumnya

Beasiswa Tiga Jurusan Ini Sepi Peminat

Berita Selanjutnya

Usia ke 438, Kota Ambon Terus Berbenah Diri

Berita Terkait

Drs. Abner Timisela, M.Si, Kepala Bidang P2M BNN Provinsi Maluku.

Generasi Millenial Hindari Penyalahgunaan Narkoba

Kualitas Penduduk Maluku Masih Perlu Ditingkatkan

Kualitas Penduduk Maluku Masih Perlu Ditingkatkan

Fachri – Arobi ‘Sepaket’ Untuk SBT

Fachri – Arobi ‘Sepaket’ Untuk SBT

Uang Dan Kepuasan Seksual

Uang Dan Kepuasan Seksual

18 Desa Di Ambon Terima Dana Desa Tahap Dua

Hampir Lima Tahun Dana Desa, Partisipasi Masyarakat Belum Meningkat

Menghidupkan Kembali Semangat Kepahlawanan Melalui Pajak

Menghidupkan Kembali Semangat Kepahlawanan Melalui Pajak

Berita Lainnya

Apa komentar anda ?

Rekomendasi Untuk Anda

Pimpinan Definitif DPRD Malra Dilantik

Pengadaan Dua SPBU Nelayan Di Maluku Atas Usulan KKP

Awal Desember, KPU Aru Launching Pilkada Serentak 2020

Ambon Bersiap Selenggarakan Lomba Qasidah Nasional

PLN Maluku-Malut Jamin Ketersediaan Listrik

Mantan DIRUT PDAM MBD Dituntut 5 Tahun Penjara

Ikuti Kami

  • 7.2k Penggemars
  • 1.8k Pengikuts
  • Terpopuler
  • Terkomentari
  • Terkini
Hakim Vonis Pengguna Ganja 1,3 Tahun Penjara

Oknum Polisi Terdakwa Persetubuhan Divonis 1,5 Tahun

Garuda Turunkan Harga Tiket Dari dan Ke Ambon

Garuda Siapkan Rute Baru Ambon-Denpasar

Proyek Lapas Khusus Perempuan Di Nania Senilai Rp.17 Miliard Diduga Bermasalah

Proyek Lapas Khusus Perempuan Di Nania Senilai Rp.17 Miliard Diduga Bermasalah

Diduga Gunakan Surat Palsu, Polres SBB Akan Proses Wempine

Kapolsek Kisar Dinilai Tak Paham Aturan, Terancam Di Praperadilankan

Si Jago Merah Mengamuk, Tiga Unit Rumah Ludes Terbakar

Si Jago Merah Mengamuk, Tiga Unit Rumah Ludes Terbakar

Proyek Belasan Miliard Milik Kanwil Hukum Dan HAM Maluku Diduga Penuh Masalah

Proyek Belasan Miliard Milik Kanwil Hukum Dan HAM Maluku Diduga Penuh Masalah

Wakil Gubernur Maluku, Drs. Barnabas Orno.

Wagub Bantah Pemberitaan Salah Satu Harian Lokal

BPBD Maluku Mutakhirkan Data Korban Meninggal Dan Luka Gempa Ambon

Rp93,819 Miliar Diserahkan Untuk Rehabilitasi Rumah Rusak Di Maluku

Pemkot Tual Fasilitasi Pemulangan 16 ABK Yang Terlantar Di Aru

Pemkot Tual Fasilitasi Pemulangan 16 ABK Yang Terlantar Di Aru

Kabid Humas Polda Maluku Kombes Polisi Muhammad Roem Ohoirat

Sekda Buru Ditetapkan Sebagai Tersangka

Pimpinan Definitif DPRD Malra Dilantik

Pimpinan Definitif DPRD Malra Dilantik

Marthafons Dance Crew Jadi Yang Terbaik Dalam Ajang Dance Competition Angel 023

Marthafons Dance Crew Jadi Yang Terbaik Dalam Ajang Dance Competition Angel 023

Dekan Fak. Teknik Unpatti, Dr. Ir. Wolter R. Hetharia.

Dekan FT Tutup Pelatihan Pembuatan Kapal Ikan Long Boat

Gandeng Kawan Lama Sahabat Bangsa, Ace Hardwere Ambon Gelar Donor Darah

Gandeng Kawan Lama Sahabat Bangsa, Ace Hardwere Ambon Gelar Donor Darah

Diduga Gunakan Surat Palsu, Polres SBB Akan Proses Wempine

Kapolsek Kisar Dinilai Tak Paham Aturan, Terancam Di Praperadilankan

Kepala BLK Ambon, Yulianti Matandung, S.Sos. MM (No 3 dari kanan), Bersama Siswa Penerima Sertifikat Kompetensi.

Kepala BLK Ambon Tutup Pelatihan Kompetensi Tahun 2019

Bupati Malra Jual Sembako Murah Di Kampung-kampung

Bupati Malra Jual Sembako Murah Di Kampung-kampung

Plt. Kaper BKKBN Maluku Terima Penghargaan Seven Sky Media Award 2019

Plt. Kaper BKKBN Maluku Terima Penghargaan Seven Sky Media Award 2019

2021, DPRD Komitmen Aru Mesti Raih WTP

2021, DPRD Komitmen Aru Mesti Raih WTP

91 CPNS Maluku Tenggara Ditempatkan Di Kei Besar

Bupati Maluku Tenggara : Trans Kei Besar Masuk RPJMN

Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini

Ikuti Kami

Berita Terkini

Pimpinan Definitif DPRD Malra Dilantik

Pimpinan Definitif DPRD Malra Dilantik

Marthafons Dance Crew Jadi Yang Terbaik Dalam Ajang Dance Competition Angel 023

Marthafons Dance Crew Jadi Yang Terbaik Dalam Ajang Dance Competition Angel 023

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • UU Pers dan Pedoman Media Siber

© 2019 Tribun-Maluku.com - Berita Maluku Terkini.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berita Pilihan Redaksi
  • Seputar Maluku
    • Pertanian
    • Politik
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Ekonomi
    • Seni dan Budaya
    • Olahraga
    • Opini
    • Artikel
  • Lintas Daerah
    • Ambon
    • Maluku Tengah
    • Aru
    • Buru
    • Buru Selatan
    • Seram Bagian Barat
    • Seram Bagian Timur
    • Maluku Barat Daya
    • Maluku Tenggara Barat
  • Maluku
  • Tual
  • Maluku Tenggara
  • Redaksi
  • Hubungi Kami

© 2019 Tribun-Maluku.com - Berita Maluku Terkini.