Ambon, Tribun-Maluku.com : Kantor Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku menggiatkan sosialisasi ciri – ciri keaslian uang rupiah untuk mencegah peredaran uang palsu.
“Guna mengeliminir peredaran uang rupiah palsu BI Maluku terus melakukan berbagai upaya,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Maluku, Ocky Ganesia di Ambon, Rabu (11/9).
Dia menjelaskan, kegiatan pertama yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan informasi ciri – ciri keaslian uang rupiah melalui kegiatan sosialisasi ciri – ciri keaslian uang rupiah.
“Sosialisasi secara berkala dilakukan bagi pihak – pihak yang terkait secara langsung dengan penerimaan uang, seperti kasir bank, pedagang valuta asing, kasir pasar swalayan dan kasir toko, Kantyor Pos, Pegadaian termasuk masyarakat umum, mahasiswa dan pelajar,” katanya.
Kami berharap, lanjutnya, dengan kegiatan ini masyarakat dapat mengetahui dan mengenali ciri – ciri keaslian uang rupiah secara mudah, cepat dan tepat sehingga mampu membedakannya dengan uang rupiah palsu.
Ocky menjelaskan, selama tahun 2013 sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah telah dilakukan sebanyak tujuh kali, diantaranya di Kota Tual, Dobo, (Kabupaten Aru), Saumlaki,( Kabupaten Maluku Tenggara Barat),kemudian Namlea,( Kabupaten Buru), Kecamatan Kairatu,( Kabuipaten Maluku Tengah) dan Kota Piru, (Kabupaten Seram Bagian Barat).
“Khusus selama bulan September 2013 saja telah dilakukan di SMA Negeri 2 Kairatu dan dilanjutkan lagi ke SMA di Saumlaki,” ujarnya.
Selain itu juga secara aktif menayangkan Iklan Layanan Masyarakat dengan tema 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang) di berbagai media massa baik TV, Radio, Surat Kabar maupun Majalah.
Dia menambahkan, peredaran uang palsu di Kota Ambon maupun Provinsi Maluku secara umum selama periode Januari – Agustus 2013 mencapai Rp153.400.000.
Dia menjelaskan, dari hasil temuan rinciannya terdiri dari pecahan Rp100.000 sebanyak 925 lembar atau sebesar Rp92.500.000, dan pecahan Rp50.000 sebanyak 1.218 lembar atau Rp60.900.000.Budi Suyanto (ant/tm)