Dikatakan alasan untuk menjadikan masyarakat pendidikan sebagai sasaran atau focus pelestarian Budaya karena generasi muda Indonesia itu berada pada lembaga-lembaga pendidikan.
Menurutnya jika secara dini tidak ditanamkan budaya atau kearifan lokal berupa lagu, cerita rakyat dan cerita rakayat sebagainya , maka dikhawatirkan kedepan generasi muda tidak tahu apa yang menjadi identitasnya, sebaliknya akan lebih mementingkan perkembangan teknologi yang lain.
Tiwery jelaskan, teknologi apapun kalau tidak dibarengi kebudayaannya akan sangat pincang dalam perkembangan pendidikan dan kebudayaan kedepan. Pendidikan dan kebudayaan akan menjadi lini sector untuk mengembangkan kebudayaan, untuk itu sekolah-sekolah harus menjadi ujung tombak dari pengembangan pelestarian serjarah dan kebudayaan, karena disanalah terdapat anak-anak didik atau generasi muda .
Dirinya mengharapkan agar para pengelola pendidikan haruslah memiliki kepedulian yang tinggi dan mernyambut dengan baik keinginan pemerintah melalui satuan-satuan kerja pusat yang ada di ambon, misalnya Balai Pelestarian sejarah, Balai Arekologi, kantor pusat bahasa yang ada di Ambon yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat yang ada didaerah, yang membantu pemerintah daerah dalam rangka melestarikan kebudayaan.
Oleh sebab itu event Karnaval dan Pagelaran budaya dibuat orientasinya membangkitkan kebudayaan dan kearifan local di daerah.
“Katong berikan peluang kepada anak muda untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi mereka di bidang budaya, tetapi tidak diperhatikan oleh para pimpinan sekolah,”ujar nya.
Ia menambahkan kalau pagelaran budaya yang digelar oleh pihaknya bukan merupakan kegiatan tanpa memiliki dana Stimulan kepada sekolah, sebaliknya setiap kegiatan apakah itu karnaval budaya etnik Maluku maupun pagelaran budaya dan seni Setiap sekolah maupun kelompok sanggar disediakan dana sebesar 6 juta untuk masing-masing event.
Dengan demikian, tambah Tiwery, jika sekolah maupun sanggar mengikuti tiga iven berturut-turut maka akan memperoleh dana sebesar 18 juta rupiah, sebaliknya jika hanya memiliki satu ivent maka akan memperoleh 6 juta rupiah. (TM-05)