Ambon,Tribun-Maluku.Com : Prof Dr (HC) S.D. Nuniary, M.Min Kepada wartawan di kediamannya Rabu (18/9) mengatakan sangat mendukung kebijakan spektakuler Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dalam mengakhiri masa jabatannya, karena ini merupakan konsep masa depan yang harus diimpikan oleh generasi saat ini.
Kelompok yang kontra dan tidak menerima kebijakan Ralahalu dengan alasan sejarah Kota Ambon adalah kota rempah-rempah akan hilang, menurutnya tidaklah benar, kalau dalam sejarah, rempah-rempah tidaklah berpusat di kota Ambon.
“Orang Eropa mengenal rempah-rempah bukanlah dari kota Ambon tetapi berawal dari Ternate Maluku Utara dan setelah cengkeh sudah disebarkan dan dijadikan andalan utama komiditas Maluku barulah Ambon dijadikan Ibukota,”tuturnya
Menurutnya Argumentasi yang dikeluarkan tidaklah kuat , karena rempah-rempah pala dan cengkeh sudah membumi diseluruh kepulauan Maluku dimana saat ini pala dan cengkih yang terbanyak berada di pulau seram saat ini bukanlah di pulau Ambon maupun Lease.
“Maka Pak Karel mengambil langkah spektakuler untuk memindahkan ibukota Maluku ke pulau seram itu adalah sangat tepat untuk mendukung sejarah,”ungkap Nuniary.
Selain itu menurut Nuniary kalau dibangun Maluku baru di Seram maka semua pulau kecil akan dapat dihubungkan dengan proyek yang namanya trans Seram dimana dapat menghubungkan komunikasi, transportasi .
Yang harus dipahami saat ini menurut Nuniary kalau saat ini sementara diperjuangkan, Maluku menjadi sebuah provinsi kelautan atau kepulauan, karena yang mempunyai laut dengan ikan-ikan dan pulau-pulau kecil yang paling banyak adalah provinsi Maluku. (TM-05)