Ambon, Tribun-Maluku.com : Guna merambah perdagangan dunia, masih terdapat begitu banyak permasalahan, yang harus dihadapi dunia usaha terutama para eksportir. Karenanya dibutuhkan langkah kebijakan yang tepat dan terarah dari pemerintah, untuk melindungi para eksportir maupun dunia usaha, dalam upaya meningkatkan stabilitas perdagangan dunia.
Penegasan ini disampaikan kepala dinas perindustrian dan perdagangan provinsi Maluku Ir.F.J. Papilaya.M.Si., didepan 60 peserta dari 11 kabupaten,kota yang mengikuti Sosialisasi Kebijakan Perdagangan luar Negeri, berlangsung di Amans Hotel,(9/10).
Dia mengatakan salah satu faktor untuk menunjang ekonomi suatu Negara, ekspor menjadi pilar pendukung dalam memainkan perannya, karena semakin besar kontribusi ekspor bagi suatu Negara akan mampu memberikan dampak yang signifikan.
Karenanya Indonesia tidak ingin terisolir dari arus perdagangan dunia, sehingga suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kenyataan menunjukan Indonesia pada umumnya.
Khusus di Maluku sudah berada pada daerah globalisasi, sehingga untuk menghindar keterpurukan dunia usaha dalam negeri, pemerintah harus memberlakukan regulasi, yang dapat melindungi dunia usaha Indonesia, namun tidak bertentangan dengan ketentuan globalisasi, harus mampu menciptakan efisiensi agar biasa bersaing diera perdagangan bebas tandas Papilaya.
Jika kita mengamati dalam konteks lokal, ekspor provinsi Maluku cukup berfluktuasi, ini dapat diketahui pada perkembangan eksport tahun 2010 bulan Januari sampai Desember, nilai ekspor sebesar, US$ 168,53 juta, dan tahun 2011 nilai ekspor menjadi US$ 183,47 juta, itu berarti ekspor Maluku naik sebesar US$ 14,94 juta, atau dengan presentasi naik sebesar 8,14 persen.
Namun jika dibandingkan nilai ekspor periode yang sama, tahun 2013 yakni sebesar,US$ 175.80 juta ekspor Maluku mengalami penurunan, sebesar US$ 7,67 juta atau 4,36 presen, dimana akibat dari kecilnya kontribusi minyak mentah periode Januari-Desember 2012, sebesar US$ 67,19 juta dengan presentasi 38,21 persen, dari total nilai ekspor periode Januari-Desember 2012 sebesar US$ 175,80 juta, sementara periode yang sama, tahun 2011 ekspor minyak mentah sebesar US$ 94,29 juta, atau kontribusi sebesar 51 persen dari total nilai ekspor periode Januari-Desember 2011 sebesar US$ 183, 47 juta tutur Papilaya.
Dengan begitu melalui perkembangan ekspor yang ada disadari sudah saatnya para ekspotir di Maluku lebih kreatif, inovatif dan produktif, dalam mengembangkan dan mengelola, potensi sumber daya alam yang ada, dengan memanfatkan komuditi non migas, seperti ikan sebagai salah satu komuditi andalan dapat dikelola secara bijaksanan dan berkeadilan, agar kedepan nilai ekspor Maluku, tidak terlalu dipengaruhi besar kecilnya kontribusi minyak mentah, tandas Papilaya.