AMBON Tribun-Maluku.Com- Persidangan Ke-30 Jemaat GPM Bethesda Klasisi Pulau Ambon yang dilaksanakan Minggu, (26/1), merupakan bagian dari seluruh proses pengambilan keputusan serta sebagai lembaga tertinggi dijemaat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok Jemaat Bab 7 Pasal 14, yakni menyusun Renstra Jemaat sebagai penjabaran PIP dan RIP 5 tahun kedepan serta mengevaluasi dan menetapkan program pelayanan jemaat sebagai penjabaran Renstra, menetapkan anggaran pendapatan belanja dan mengevaluasi laporan pertanggug jawaban pelayan dan keuangan selama setahun, sekaligus menyelesaikan masalah umat yang relefan.
Demikian disampaikan Majelis Pekerja Klasis Pulau Ambon, Pendeta Jemmy Timisella saat membuka Persidangan ke-30 Jemaat GPM Betehesda Airsalobar (26/1).
Dikemukakan, dengan persidangan ini Jemaat GPM Bethesda telah berada dalam upaya penjabaran dan implementasi Keputusan Sinode ke-36, dimana seluruh penjabaran pelayanan yang terstruktur, terukur dan terencana, yang dilakukan dalam sebuah Renstra jemaat yang telah ditetapkan 2 tahun yang lalu.
Karenanya Restra jemaat merupakan bagian penting dari perencanaan dan pengembangan pelayanan, mengingat sebuah program tidak lahir sekedar bermimpi di waktu malam dan melaksanakannya di waktu pagi, namun sebuah program itu lahir untuk menjawab persoalan yang dihadapi umat, dengan begitu program pelayanan harus terencana, terstruktur dan terukur,” tandas Timisella.
Ketua Majelis Jemaat GPM Bethesda Pendeta Ny. M. Horhoruw.
/L, M.Th dalam pidatonya mengungkapkan, tahun 2013 merupakan tahun ketiga implementaasi PIP dan RIP GPM tahap kedua, sekaligus pelaksanaan Renstra dan untuk Jemaat GPM Bethesda sudah memulainya dari tahun 2012.
Karenanya jemaat ini telah masuk dalam suatu babak baru bergereja, yakni melaksanakan pelayanan secara terencana, terukur dan terintegrasi. Dengan begitu melalui implementasi Renstra jemaat diharapkan Jemaat GPM Bethesda semakin mampu mejawab problematika pelayanan umat dan lembaga, sekaligus mendorong desentralisasi prakarsa gereja, secara efektif dan kontekstual, mengingat desentralisasi prakarsa merupakan bukti gereja itu dinamis, karenanya gereja yang dinamis mampu menjawab amanat, panggilan dan pengutusan dari Tuhan.
Persidangan ke-30 Jemaat GPM Bethesda diikuti 150 peserta berasal dari utusan 8 Sektor pelayanan, ditambah peserta luar biasa dan Majelis Jemaat Bethesda.(TM04)
Apa komentar anda ?