Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
  • Home
  • Seputar Maluku
    • Maluku
    • Pertanian
    • Politik
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Seni dan Budaya
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Opini
    • Artikel
  • Berita Pilihan Redaksi
  • Lintas Daerah
    • Ambon
    • Maluku Tengah
    • Aru
    • Buru
    • Buru Selatan
    • Seram Bagian Barat
    • Seram Bagian Timur
    • Maluku Barat Daya
    • Maluku Tenggara Barat
  • Tual
  • Maluku Tenggara
  • Indeks Berita
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Seputar Maluku
    • Maluku
    • Pertanian
    • Politik
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Seni dan Budaya
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Opini
    • Artikel
  • Berita Pilihan Redaksi
  • Lintas Daerah
    • Ambon
    • Maluku Tengah
    • Aru
    • Buru
    • Buru Selatan
    • Seram Bagian Barat
    • Seram Bagian Timur
    • Maluku Barat Daya
    • Maluku Tenggara Barat
  • Tual
  • Maluku Tenggara
  • Indeks Berita
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Buru

Penggunaan Merkuri di Pulau Buru Mengkhawatirkan

Pewarta : Tribun Maluku
30 April 2015
Di Buru
Waktu membaca :2menit dibaca normal
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Maluku menyebutkan penggunaan bahan berbahaya merkuri pada aktivitas penambangan emas rakyat di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru telah mencapai tingkat mengkhawatirkan.
Lokasi tambang rakyat di Gunung Botak

Ambon, Tribun-Maluku.com : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Maluku menyebutkan penggunaan bahan berbahaya merkuri pada aktivitas penambangan emas rakyat di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru telah mencapai tingkat mengkhawatirkan.

“Penggunaan merkuri dalam aktivitas penambangan emas ilegal di kawasan Gunung Botak sudah mencapai ambang batas mengkhawatirkan,” kata Kepala Bapedalda Maluku Vera Tomasoa, di Ambon, Kamis (30/4).

Penggunaan merkuri oleh para penambang untuk mengurai material emas, berdasarkan hasil penelitian Bapedalda Maluku, berdampak timbulnya pencemaran lingkungan sekitar, bahkan melewati ambang batas toleransi.

“Kami telah melakukan penelitian dan pengkajian di mana ditemukan tingkat pencemaran mercuri sudah sangat tinggi, bahkan telah melewati ambang batas,” ujarnya.

Bahkan, kata Vera, tingkat pencemaran merkuri terhadap lingkungan sekitar telah mendekati sedimen air tanah, dan jika hal itu terjadi maka akan berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat.

“Jika merkuri terserap atau bercampur dengan air tanah, akan menimbulkan ancaman global baik terhadap masyarakat maupun lingkungan serta Pulau Buru secara umum,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

Vera menjelaskan, pencemaran limbah merkuri logam raksa dapat menyebabkan warga menderita berbagai penyakit dengan ciri-ciri sulit tidur, kaki dan tangan merasa dingin, gangguan penciuman, kerusakan pada otak, gagap bicara, hilangnya kesadaran, bayi yang lahir cacat hingga menyebabkan kematian.

“Penyakit aneh ini lebih dikenal dengan ‘Minamata’. Jika tidak segera ditangani maka kasus penyakit Minamata yang menyerang penduduk di kawasan Teluk Minamata Jepang tahun 1950-an bakal terjadi di Maluku,” tandasnya.

Masalah ini tandas Vera telah disampaikan kepada tim Komisi VII DPR-RI dipimpin Setya W. Yudha saat berkunjung ke Ambon, pekan lalu, dan meminta perhatian serta campur tangan pemerintah Pusat untuk segera menanggulanginya.

ADVERTISEMENT

“Jika aktivitas penambangan emas ilegal di kawasan Gunung Botak tidak segera dihentikan. Bila perlu ditutup. Kalau tidak maka dikhawatirkan pencemaran lingkungannya akan membahayakan kesehatan masyarakat sekitar,” katanya.

Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk Minamata Jepang tahun 1950 an lalu. Sekitar 3 ribu warga menjadi korban dan mengalami berbagai penyakit aneh yang kemudian disebut sebagai penyakit Minamata.

Minamata adalah sebuah teluk dengan kota kecil di Jepang. Kota Nelayan menghadap ke laut Siranul, Jepang ini, menjadi terkenal ke seluruh dunia, karena lebih dari 3 ribu warganya pernah menderita penyakit yang diakibatkan pencemaran logam raksa atau merkuri.

Penyakit aneh ini kemudian dikenal dunia dengan nama Penyakit Minamata. Penyakit Minamata tidak hanya menyerang manusia. Tetapi juga binatang yang mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang mengandung merkuri.

Parahnya, penyakit Minamata tidak ada obatnya. Tahun 1956 kecurigaan mulai muncul setelah Direktur Rumah Sakit Ciso melaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat Minamata. Atas masuknya gelombang pasien dengan gejala sama, kerusakan sistem syaraf.

Namun penyakit Minamata ini, amat lambat penanganannya oleh Pemerintah Jepang. Baru 12 tahun, yakni pada tahun 1968, pemerintah Jepang mengakui, penyakit aneh ini bersumber dari limbah Ciso yang dibuang ke Perairan Minamata. (ant/tm)

Copyright by: Media Online Tribun-Maluku.com
-3.3307379126.6957216
BagikanTweetKirimBagikan
ADVERTISEMENT
Berita Sebelumnya

Kawasan Hutan di Maluku 3,9 Juta Hektare

Berita Selanjutnya

Kamu Sosok Inspiratif? Ayo Daftar Sekarang ke Satu Indonesia Awards

Berita Terkait

Portal Jalan ke Proyek RSUD Namlea Dibongkar Paksa

Portal Jalan ke Proyek RSUD Namlea Dibongkar Paksa

Pencegahan Covid 19 Terus Dilakukan

Pencegahan Covid 19 Terus Dilakukan

3M Kunci Efektif Putus Matarantai Covid 19 di Kabupaten Buru.

3M Kunci Efektif Putus Matarantai Covid 19 di Kabupaten Buru.

Cegah Covid 19, KPU Buru Terapkan 3M

Cegah Covid 19, KPU Buru Terapkan 3M

Pemkab Buru Gencar Sweping Masker

Pemkab Buru Gencar Sweping Masker

Warhangan; Anggota DPRD Kabupaten Buru Harus Jeli dan Cermati Suatu Permasalahan

Warhangan; Anggota DPRD Kabupaten Buru Harus Jeli dan Cermati Suatu Permasalahan

Muat Berita Lainnya
Tinggalkan Komentar

Rekomendasi Untuk Anda

Puskesmas Tayando Ohoiel Siap Menerima Vaksin Covid-19

Vaksinasi Massal, Pemkab Malra Siapkan 18 Puskesmas dan 2 RS

Kantor UPP Kelas III Dobo Gelar Apel Siaga Nataru

Ikuti Kami

  • 8.8k Fans
  • 1.8k Followers
  • Terpopuler
  • Terkomentari
  • Terkini
SAL Pasien Covid Asal Kota Ambon Meninggal Di RSUD Dr Haulussy Ambon

SAL Pasien Covid Asal Kota Ambon Meninggal Di RSUD Dr Haulussy Ambon

Terkait Kasus Konsinyasi, Mantan Kajari Masohi Diperiksa Tim Penyidik

Terkait Kasus Konsinyasi, Mantan Kajari Masohi Diperiksa Tim Penyidik

Tragis, Satu Penumpang KM Dobonsolo Terjatuh di Perairan Boano

Tragis, Satu Penumpang KM Dobonsolo Terjatuh di Perairan Boano

SAR Tual Temukan Nelayan Tamedan Tak Bernyawa

SAR Tual Temukan Nelayan Tamedan Tak Bernyawa

Enam Pelaku Bentrokan Liang Berhasil Diamankan, Lima DPO

Enam Pelaku Bentrokan Liang Berhasil Diamankan, Lima DPO

Adanya Surat Edaran, Warga OSM Resah Dan Merasa Ditipu Kodam XVI Pattimura

Adanya Surat Edaran, Warga OSM Resah Dan Merasa Ditipu Kodam XVI Pattimura

Takut Langgar Putusan Pengadilan, Kodam XVI Tunggangi Satpol Kota Ambon

Takut Langgar Putusan Pengadilan, Kodam XVI Tunggangi Satpol Kota Ambon

Awal 2021, Polresta Ambon Ungkapan 2 Kasus persetubuhan Dengan Anak Kandung

Awal 2021, Polresta Ambon Ungkapan 2 Kasus persetubuhan Dengan Anak Kandung

Reses di SBB, Ini Sejumlah Temuan Hatta Hehanussa

Reses di SBB, Ini Sejumlah Temuan Hatta Hehanussa

Sekolah Diliburkan Akibat Covid-19 di Malra

Sekolah Diliburkan Akibat Covid-19 di Malra

Pencarian Penumpang KM Dobonsolo Hari Kedua Dilanjutkan

Pencarian Penumpang KM Dobonsolo Hari Kedua Dilanjutkan

Sekda Pimpin Apel Siaga Pelatda PON XX Papua

Sekda Pimpin Apel Siaga Pelatda PON XX Papua

Tragis, Satu Penumpang KM Dobonsolo Terjatuh di Perairan Boano

Tragis, Satu Penumpang KM Dobonsolo Terjatuh di Perairan Boano

Covid Bukan Penghalang Pelayanan Kependudukan di Malra

Covid Bukan Penghalang Pelayanan Kependudukan di Malra

Takut Langgar Putusan Pengadilan, Kodam XVI Tunggangi Satpol Kota Ambon

Takut Langgar Putusan Pengadilan, Kodam XVI Tunggangi Satpol Kota Ambon

Dinkes Malra: Program Vaksinasi Cegah Covid

Dinkes Malra: Program Vaksinasi Cegah Covid

Peringatan Hari Dharma Samudera 2021, Lanal Aru Gelar Tabur Bunga di Laut

Peringatan Hari Dharma Samudera 2021, Lanal Aru Gelar Tabur Bunga di Laut

Cegah Covid Dengan Masker, Ini Langkah Satgas Laut

Cegah Covid Dengan Masker, Ini Langkah Satgas Laut

Gubernur Maluku Laksanakan Vaksinasi Perdana Di RSUP Dr Leimena

Gubernur Maluku Laksanakan Vaksinasi Perdana Di RSUP Dr Leimena

Adanya Surat Edaran, Warga OSM Resah Dan Merasa Ditipu Kodam XVI Pattimura

Adanya Surat Edaran, Warga OSM Resah Dan Merasa Ditipu Kodam XVI Pattimura

ADVERTISEMENT
Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini

Ikuti Kami

Kategori

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • UU Pers dan Pedoman Media Siber

© 2019 Tribun-Maluku.com - Berita Maluku Terkini.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Indeks Berita
  • Berita Pilihan Redaksi
  • Seputar Maluku
    • Maluku
    • Pertanian
    • Politik
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Ekonomi
    • Seni dan Budaya
    • Olahraga
    • Opini
    • Artikel
  • Lintas Daerah
    • Ambon
    • Maluku Tengah
    • Aru
    • Buru
    • Buru Selatan
    • Seram Bagian Barat
    • Seram Bagian Timur
    • Maluku Barat Daya
    • Maluku Tenggara Barat
  • Tual
  • Maluku Tenggara
  • Redaksi
  • Hubungi Kami

© 2019 Tribun-Maluku.com - Berita Maluku Terkini.