Ambon, Tribun-Maluku.com : Gubernur Maluku, Said Assagaff menyatakan, penyelenggaraan rapat kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kota Ambon berdampak strategis untuk membangun daerah tersebut ke depan.
“Penyelenggaraan APEKSI sukses dan strategis karena Presiden Joko Widodo, para anggota Kabinet Kerja dan Wali Kota se- Indonesia yakin soal prospek sumber daya alam (SDA) didukung stabilitas keamanan untuk mendorong percepatan pembangunan di Maluku,” katanya, dikonfirmasi, Sabtu (9/5).
Begitu pun sejumlah investor yang semakin yakni soal stabilitas keamanan Maluku sehingga menyatakan minat untuk berinvestasi di daerah ini.
“Jadi Pemkot Ambon memang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rakernas APEKSI 2015. Namun, suksesnya berdampak ganda untuk Maluku secara umum sehingga perlu dimanfaatkan guna mendorong percepatan pembangunan di daerah ini,” ujarnya.
Karena itu, Gubernur mengimbau masyarakatnya agar tetap berperan serta memelihara stabilitas keamanan sebagai syarat mutlak realisasi program pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial.
“Maluku bila terjamin stabilitas keamanannya, maka investor tidak enggan menanamkan modalnya untuk mengelola potensi SDA bernilai ekonomis yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Gubernur.
Apalagi, Rakernas APEKSI 2015 ternyata muatan pembahasannya yang korelatif dengan kebijakan nasional di bidang kemaritiman.
“Memang seiring dengan program Kabinet Kerja untuk mendorong pengembangan poros maritim dan mendukung perjuangan pemerintah, DPRD maupun masyarakat Maluku agar pemerintah merealisasikan daerah ini menjadi Lumbung Ikan Nasional(LIN),” ujarnya.
Gubernur merujuk laut Maluku yang sekitar 92,4 persen dari wilayahnya seluas 581.376 KM2 itu miliki potensi lestari ikan sebanyak 1,64 juta ton/tahun dengan 780 spesies biota laut tersebut bernilai ekonomis itu wajar dijadikan LIN.
Potensi sumber daya hayati laut itu pun belum termasuk udang, rumput laut, mutiara dan lainnya yang ternyata menarik minat investor, terutama asing.
Bahkan, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dari lebih dari 6.000 unit kapal penangkap ikan yang beroperasi di Indonesia sekitar 50 persen melakukan penangkapan di laut Maluku.
“Saya sudah ditanya Presiden Jokowi soal perkembangan proses menjadikan Maluku menjadi LIN dan diharapkan beliau menindaklanjutinya dengan Keppres pada 2015,” tegas Gubernur.
Dia juga menilai Rakernas APEKSI yang sukses berdampak strategis untuk program Pemkot Ambon yakni “Mangente Ambon” 2015 yang sosialisasinya sudah dilakukan di seluruh Indonesia.
Menurut bahasa Melayu Ambon, kata ‘Mangente’ berarti datang melihat. Tindakan itu merefleksikan, rasa rindu, kasih sayang, perhatian dan keterikatan secara emosional antara seseorang yang tinggal di daerah lain, di luar Ambon atau Maluku terhadap saudaranya atau negerinya sendiri.
Dalam terminologi itu, kata Gubernur Said, bahwa ‘Mangente’ bermaksud agar seluruh dorongan hati untuk peduli dan gerakkan melalui aktivitas nyata yang bertujuan untuk membenahi atau memperbaiki suatu keadaan.
Karena itu, ketika Kepala Negara dan rombongan, termasuk seluruh Wali kota berada di Ambon, sesungguhnya sementara melakukan kegiatan “Mangente Ambon”.
“Mudah-mudahan dengan cara Mangente Ambon setara dengan gaya blusukan Bapak Presiden Jokowi ada tindakan pemulihan membangun Ambon dan Maluku umumnya dalam konteks Berbangsa dan Bernegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Gubernur Said. (ant/tm)