Komarudin Watubun, SH. MH |
MASOHI Tribun-Maluku.com- Kota Masohi ibu kota Kabupaten Maluku Tengah dicanangkan oleh Presiden pertama RI Ir. Soekarno ditandai dengan peletakan batu pertama Kota Masohi dan penanaman pohon Waringin tanggal 3 November 1957 lalu, memiliki nilai historis tersendiri bila dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Patung Bung Karno yang di bangun Pemda Malteng di pelataran Pendopo Bupati akan memiliki nilai sejarah tersendiri dan berbeda dengan daerah lain di Indonesia,” kata Komarudin Watubun, SH. MH anggota DPR RI Dapil Papua dari PDIP.
Sebagai putra Maluku Watubun tidak bisa menebak kenapa bung Karno memiliki niat dan perhatian terhadap Kota Masohi dan masyarakat Malteng pada umumnya.
Watubun minta seluruh elemen masyarakat Malteng harus mengetahui sejarah Kota Masohi serta orang yang datang di Masohi sebagai Kota Gotong Royong harus hidup dengan penuh kegotongroyogan.
Menurutnya, ada dua kota di Indonesia yang memiliki makna tersendiri yaitu Kota Masohi dan Kota Palangkaraya karena dicanangkan oleh Bung Karno tahun 1957. Kota Palangkaraya dicanangkan sebagai ibu kota Negara RI, sementara Kota Masohi diprediksi akan dicanangkan menjadi ibu kota Provinsi Maluku pada masa mendatang.
Kota Masohi harus menjadi ibu kota Provinsi Maluku karena memiliki luas wilayah yang cukup besar, karena sudah tersirat dalam pandangan Soekarno dan Kota Masohi menjadi icon pembangunan dengan alam yang masih utuh dan alami.
Perhatian Soekarno cukup besar kepada Kota Masohi dan Masyarakat sehingga Bupati Tuasikal Abua membuat patung Ir. Sokarno di pelataran Pendopo untuk di kenang bagi masyarakat di daerah.
Watubun berharap, generasi Maluku saat ini sudah harus membalik wajah dan melihat Masohi sebagai satu-satunya kota yang menjadi icon pembangunan provinsi, karena Masohi masih memiliki nilai sejarah yang historis dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi seribu pulau.(TM02)