Ambon, Tribun-Maluku.com : Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengusulkan bantuan yang diberikan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) diserahkan dalam bentuk hibah.
“Idealnya bantuan yang diserahkan ke kota Ambon dalam bentuk hibah, serta diserahkan ke instansi yang akan mengelola, sehingga kedepan tidak akan timbul permasalahan,” katanya di Ambon, Rabu (2/5).
Ia mengatakan, dukungan Bekraf dalam mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia sangat besar, yakni sejumlah infrastruktur sebagai salah satu dari tujuh syarat yang ditetapkan UNESCO seperti gedung pertunjukan musik etnik di IAIN dan studio rekaman musik bertaraf Internasional di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
“Perhatian Bekraf sangat besar bagi kota Ambon, kita berharap bantuan tidak sepenuhnya diberikan, tetapi dalam bentuk hibah sehingga kedepan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Direktur Fasilitasi HAKI Bekraf Robinson Sinaga manyatakan, jika proses peyerahan proposal dapat dipenuhi, pihaknya akan memperhatikan usulan Wali Kota Ambon.
“Kita hanya ingin melalui fasilitas yang disiapkan ada ruang bagi masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik,” ujarnya.
Hal ini lanjutnya, merupakan hal teknis, tetapi jika tidak dipikirkan sejak dini akan membawa dampak kurang baik.
“Tahun 2017 ketika anggota DPR komisi X berkunjung ke Ambon, kami menunjukan studio rekaman dan mereka bertanya kenapa di Unpatti, apakah fasilitas ini milik Unpatti atau bagaimana?” tandasnya.
Ia menambahkan, yang terpenting saat ini adalah proposal segera diterima Bekraf, karena jika terlambat maka akan dialihkan ke kota lainnya.
“Bantuan pemerintah terbatas, yang mengajukan proposal ke Bekraf jumlahnya ribuan kalau terlambat anggaran akan ke daerah lain daripada anggaran ke tempat lain.” kata Robinson.