AMBON Tribun-Maluku.com- Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff menegaskan, para penambang di Gunung Botak Kabupaten Buru untuk menghindari cairan kimia Sianida.
Ketegasan tersebut disampaikan Gubernur Assagaff karena seorang penambang bernama Kaharudin (43) tewas mengenaskan pada Rabu (18/7/2018) siang, setelah melakukan pengolahan emas dengan sistem rendaman di areal Gunung Botak di Dusun Anahoni Kecamatan Waelata Kabupaten Buru.
“Saya sudah tegaskan berulangkali untuk stop penggunaan Merkuri di mana saja, di daerah mana saja stop penggunaan Merkuri. Apabila ada warga yang menemukan Merkuri harus dilaporkan kepada aparat,”tegas Gubernur Assagaff di Ambon, Kamis (19/7/2018).
Assagaff meminta bantuan dari aparat baik TNI maupun Polri kalau kedapatan ada warga yang menggunakan Merkuri segera di tangkap.
Menurutnya, jangan dibiarkan ada orang yang membawa barang berbahaya tersebut di daerah ini, karena ujung-ujungnya nanti masyarakat yang menjadi korban.
Pangdam XVI Pattimura dan Kapolda Maluku sudah mengeluarkan pengumuman agar aktifitas penambang di Gunung Botak dihentikan. Berulang kali aparat gabunagan dari TNI dan Polri melakukan penyisiran.
“Kan ada Maklumat dari Pangdam dan Kapolda soal pelarangan Merkuri di Maluku,”ucapnya.
Sudah dilakukan survei di Pulau Buru tentang potensi emas dan kandungannya masih kurang, shingga Perusahaan Negara tidak bersedia untuk mengelolanya.
Untuk itu Assagaff meminta Pemda Kabupaten Buru untuk tidak melakukan pembiayaran, termasuk Pers di Maluku juga diminta untuk memperjungakan hal ini lewat pemberitaan di media masing-masing.(TM)