Ambon, Tribun-Maluku.com : Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, adanya tekanan rendah di wilayah Utara Australia mempengaruhi kondisi cuaca Maluku pada beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar saat dikonfirmasi, Minggu (17/2/2019) mengatakan, adanya tekanan rendah tersebut menyebabkan belokan angin di wilayah Maluku bagian Utara dan daerah pumpunan angin di wilayah Maluku bagian Selatan.
Hal ini dapat meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan disertai angin kencang yang dapat menaikkan tinggi gelombang di wilayah tersebut.
Sedangkan, kondisi sinoptik ternyata angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Utara dengan kecepatan terbesar 20 Knots (40 Km/jam).
Ot mengemukakan, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Kei – Aru, Kabupaten Seram Bagian Barat(SBT), Seram Bagian Timur(SBT), BURU, Maluku Tenggara dan Kepulauan Tanimbar.
Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
“Gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di laut Maluku bagian Utara, sedangkan laut Maluku bagian Selatan tinggi gelombang 2,5 meter.
Dia mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut, apalagi sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
Ot mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
“Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan,” kata Ot. (an/tm)