Ambon,Tribun-Maluku.com : Masih ingat kasus dugaan aborsi Anjani yang diduga melibatkan raja negeri Hatu, Markus Hehalattu yang sempat menggegerkan masyarakat Negeri Hatu beberapa waktu lalu.
Ternyata kasus dugaan aborsi yang diduga dilakukan oleh Pujawati alias Anjani, yang diduga adalah wanita simpanan Markus Hehalattu ini menyimpan cerita menarik. Pasalnya raja negeri Hatu, Markus Hehalattu diduga harus menguras kantongnya dalam dalam alias “Tarobe” (mengucurkan uang istilah Ambon – red) guna membayar pihak pihak tertentu agar tidak membocorkan dugaan kasus asusila yang diduga melibatkan Markus Hehalattu.
Hal tersebut diungkapkan JN salah satu warga Hatu kepada media ini Rabu (22/5/2019) mengungkapkan.
Dalam kasus dugaan aborsi lanjut JN yang diduga dilakukan Pujawati alias Anjani, wanita yang diduga memiliki hubungan khusus dengan Markus Hehalattu yang juga adalah raja Hatu. Markus Hehalattu diduga nekat mengucurkan uang sebesar Rp.200 juta guna membayar pihak pihak tertentu.
“Adalah seorang yang berinisial R yang diduga membuat Raja harus memberikan uang sebesar kurang lebih Rp.200 juta. Hal tersebut lantaran R mengakui kalau dirinya adalah keluarga dari Anjani. Dan bukti penyerahan uang berupa kwitansi ada pada Raja Hatu, ” ujar JN
Bahkan JP juga mengatakan, Raja Hatu Markus Hehalatu pernah bertemu dengan beberapa orang (identitasnya ada pada redaksi) di Restoran Solaria ACC Passo. Dimana dalam pertemuan tersebut Raja Hatu, Markus Hehalattu ditemani oleh Salmon Marlissa, salah satu staf saniri negeri Hatu. Salmon Marlissa sendiri diduga merupakan eksekutor penyelesaian beberapa persoalan raja Hatu.
Sebelum pertemuan di restoran Solaria ACC Passo tambah JN, Mon Marlisa dan beberapa orang tersebut awalnya melakukan pertemuan di Blitz restoran dikawasan Urimesing. Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh salah seorang yang mengaku sebagai intel berinisial SS alias M. Setelah itu pertemuan dilanjutkan di rumah kopi joas. Usai pertemuan di rumah kopi Joas, kemudian Mon Marlissa berinisiatif untuk bertemu langsung dengan Markus Hehalattu, dan pertemuan dilakukan di restoran Solaria ACC Passo.
Bahkan Mon Marlissa sendirilah yang menjemput Markus Hehalattu di Hatu, padahal saat itu raja negeri Hatu ini sedang dalam kondisi yang tidak sehat. Pertemuan di restoran Solaria ACC passo, berlangsung kurang lebih pada pukul 19.00 wit hingga pukul 23.00 wit.
“Dalam pertemuan tersebut diduga yang dibicarakan mengenai kasus aborsi yang diduga dilakukan oleh Pujawati alias Puja alias Anjani. Dimana harga yang disepakati untuk tidak menyebarluaskan kasus dugaan aborsi ini adalah Rp.100 juta. Namun Markus Hehalattu tidak menyanggupi, ” beber sumber tersebut.
JP salah satu warga Hatu juga menambahkan. Belakangan diketahui, bahwa oknum SS alias M yang mengaku sebagai intel ini, diduga telah menerima uang sebesar Rp.25 juta (bukti rekaman suara ada pada redaksi) dari Markus Hehalattu guna tidak mengutak atik kasus dugaan aborsi yang diduga ikut melibatkan raja Hatu.
Sedangkan JL juga warga Hatu menambahkan, selain dugaan aborsi yang diduga melibatkan raja Hatu, Markus Hehalatu sebagai raja Hatu juga pernah bermasalah dengan hukum.
“Raja Hatu Markus Hehalattu pernah divonis bersalah dalam kasus pengungsi dan divonis hukuman selama 8 bulan. Dan juga raja Hatu ini pernah dihukum penjara selama 1 tahun dalam kasus penipuan sertifikat milik warga Hatu, ” beber JL.
Tagal itu, baik JN, JP maupun JL meminta Pemerintah Provinsi Maluku guna turun tangan menangani persoalan yang terjadi di Hatu. Pasalnya dengan berbagai persoalan yang terjadi di Hatu, akan berimbas pada perkembangan dan pembangunan di Hatu.
Sementara itu SS alias M yang dikonfirmasi media ini terkait hal tersebut membantah telah menerima uang sebesar Rp.25 juta dari raja Hatu. Dan mempersilahkan media ini untuk bertanya kepada raja Hatu Markus Hehalattu dan Mon Marlissa. SS alias M mengakui dirinya ke Hatu dengan missi lain yakni menggali tentang penggunaan dana desa dan kasus sertifikat yang tidak memiliki letak wilayah.
Ketika disinggung mengenai adanya rekaman pembicaraan telpon yang didapat media ini, dimana dalam percakapan tersebut SS alias M disebut sebut diduga mendapat Rp.25 juta. SS alias M kembali mempersilahkan media ini untuk bertanya kepada raja Hatu.
Sedangkan Salmon Marlissa alias Mon yang dikonfirmasi media ini saat itu juga membantah selaku fasilitator pertemuan antara SS alias M, dan beberapa orang lainnya dengan raja Hatu. Namun ketika ditanya media ini apakah Marlissa mengenal mereka yang hadir dalam pertemuan tersebut, Marlissa mengatakan dirinya memang mengenal mereka.
Begitu juga ketika ditanya mengenai pertemuan di restoran Solaria,guna membicarakan kasus dugaan aborsi, Marlissa awalnya membantah. Namun ketika ditanya apakah benar ada pertemuan di Solaria ACC Passo, Marlissa mengakuinya.
Marlissa sendiri mengakui tahu mengenai dugaan hubungan gelap antara Markus Hehalattu dan Pujawati alias Puja alias Anjani. Namun itu diketahuinya dari cerita orang orang.
Media ini yang mencoba menghubungi Raja Hatu, Markus Hehalattu guna mengkonfirmasi persoalan tersebut, tidak berhasil mengkonfirmasinya. Beberapa kali media ini menelepon Markus Hehalattu, akan tetapi telpon genggam milik Raja Hatu ini tidak aktif dan berada diluar jangkauan.