Ambon, Tribun-Maluku.com : Pasca gempa bumi 6 September 2019 proses belajar mengajar pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Rungu Karya Kasih di Gonzalo Veloso Karang Panjang Ambon berjalan baik.
Proses belajar mengajar pada SLB Tuna Rungu Karya Kasih berjalan biasa-biasa saja, karena kami di SLB ini tidak terdampak gempa,” kata Kepala SLB Tuna Rungu Karya Kasih, Sr. Will Fanumbi, S.Pd di Ambon, Senin (7/10/2019).
Menurut Sr. Fanumbi, jumlah siswa pada SLB Tuna Rungu Karya Kasih 35 orang mulai dari SD, SMP dan SMA.
Semuanya mengikuti proses belajar mengajar pasca gempa bumi 6 September 2019 baik-baik saja, namun karena ada orang tua yang mencemaskan kondisi anak mereka, sehingga meminta izin dari sekolah untuk memulangkan anak mereka ke kampung halaman.
Ada tiga siswa kelas 2 SD yang pulang kampung yaitu ke Saparua, Namrole dan Gunung Nona Ambon, dan satu siswa kelas 6 yang pulang ke Lateri Ambon.
“Ada orang tua siswa yang tinggalnya di Saumlaki, Seram dan MBD selalu berkomunikasi dengan saya sebagai Kepala SLB untuk menanyakan keberadaan anak-anak mereka,” ucapnya.
Dikatakan, SLB Tuna Rungu Karya Kasih di Gonzalo Veloso Karang Panjang Ambon di bawah naungan Yayasan Pendidikan Katholik Keuskupan Amboina Cabang Efata.
SLB Tuna Rungu Karya Kasih setiap tahun mendapat biaya bantuan operasional sekolah nasional (Bosnas) dari Direktorat Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sedangkan bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) dari Pemprov Maluku.
Kendala yang dihadapi adalah, ada orang tua yang acuh terhadap hak anak untuk mendapat pendidikan di SLB Tuna Rungu Karya Kasih, karena ada siswa yang pulang ke rumah/libur enggan balik lagi ke SLB ini.