Ambon, Tribun-Maluku.com : Penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang.
Penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir partisipasi penduduk dalam pembangunan.
Ketika penduduk memiliki peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan.
Hal ini menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Demikian laporan Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, Dra. Renta Rego dalam acara Seminar Kependudukan yang dilaksanakan di Student Center Unpatti Ambon, Senin (11/11/2019).
Menurut Renta, sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo yang menekankan bahwa pembangunan SDM menjadi kunci pemerintahan ke depan. Pembangunan SDM akan dimulai dengan jaminan kesehatan ibu hamil, bayi, balita dan anak sekolah.
Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan. Itu yang harus dijaga betul jangan sampai ada stunting, kematian ibu, atau kematian bayi meningkat.
Indonesia saat ini telah memasuki fenomena kependudukan yang di sebut bonus demografi. Bonus demografi ialah hasil dari upaya menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR) melalui program Keluarga Berencana (KB). Jika dimanfaatkan dengan optimal, bonus demografi dapat memacu pertumbuhan ekonomi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Bonus demografi adalah saat jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan kelompok usia non produktif (0-14 tahun dan lebih dari 65 tahun).
Pada era ini harus disiapkan generasi yang berkualitas, agar tenaga kerja yang melimpah pada saat ini mampu membawa berkah bukan malah menjadi bencana. Apalagi realitanya saat ini masih banyak persoalan kependudukan yang dihadapi Indonesia.
Menghadapi bonus demografi saat ini diperlukan kerjasama seluruh komponen bangsa sehingga bonus demografi benar-benar dapat dimanfaatkan bagi kemajuan bangsa tidak menjadi bencana yang memunculkan beragam permasalahan.
Tujuan dari seminar ini adalah memberikan pemahaman yang holistik dan menekankan bahwa pembangunan SDM menjadi kunci tugas-tugas pemerintahan ke depan.
Secara khusus, pembangunan SDM akan dimulai dengan perencanaan hidup berkeluarga secara sehat; menjamin kesehatan ibu hamil, bayi, balita dan anak sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan dengan penguatan pembangunan keluarga.
Peserta yang hadir pada Seminar ini adalah Akademisi Unpatti, UKIM, IAIN, DPRD Provinsi Maluku, Dinas Kesehatan, Dinas Dukcapil dan Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, BPS, Koalisi Kependudukan, Koalisi Muda Kependudukan, Dinas PP dan KB Kota Ambon, LSM, dan Kepala Sekolah Siaga Kependudukan.
Tema yang diangkat dalam Seminar ini adalah : Menjadi Indonesia Maju Dengan Keluarga Berkualitas, dengan menghadirkan Deputi Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN Pusat, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik dan Rektor Unpatti, Prof. DR. Nus Sapteno sebagai pemateri.
Anggaran pelaksanaan Seminar Kependudukan dalam mendukung visi Indonesia 2020-2024 dibebankan pada APBD Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku TA 2019.