Ambon, Tribun-Maluku.com : Sebanyak 20 siswa kelas 11 SMK Negeri 7 Ambon khususnya jurusan Produksi Perfileman, akan melakukan praktek kerja industri (Prakerin) di Maluku Tenggara awal bulan Februari 2020.
Jurusan produksi perfileman merupakan jurusan yang baru pertama kali melakukan prakerin,” kata Kepala SMK Negeri 7 Ambon, Drs. Saiful, M.Pd di Ambon, Kamis (9/1/2020).
Menurut Saiful, ini merupakan hasil konsultasi SMKN 7 Ambon dengan Pusat Pengembangan Film (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta bahwa, untuk jurusan perfileman tidak harus melakukan prakerin di provinsi lain karena Prov. Maluku dianggap sangat kaya untuk pembuatan film.
Dari hasil analisis ketua program Perfileman maka salah satu icon destinasi wisata pantai di Maluku Tenggara dan Kota Tual menjadi tujuan SMKN 7 melaksanakan prakerin yaitu berupa pembuatan film.
“Destinasi wisata pantai disana dengan ciri khas pasir putih yang indah, sudah masuk kategori nasional maupun internasional,” ucapnya.
Inilah yang menjadi tugas siswa/siswi jurusan produksi perfileman pada SMKN 7 Ambon untuk membuat film, dengan menggali sumber daya yang ada sekaligus mempromosikannya.
20 siswa-siswi kelas 11 jurusan perfileman ini merupakan angkatan pertama yang mengikuti praktek kerja industri dan belum ada kelulusan.
Dikatakan, dalam pembutan film nanti semua siswa dapat berperan. Misalnya ada yang menjadi artis, ada yang menjadi sutradara, dan lain sebagainya dengan dipandu oleh guru.
“Mereka (Siswa-Red) sudah dilatih dan sudah melakukan syuting di Kota dan Pulau Ambon, bahkan sudah mengikuti lomba-lomba film tingkat nasional dan masuk 10 besar,” katanya.
Hasil produksi film nanti akan diikutkan dalam lomba-lomba setiap tahun yang dilakukan oleh Pusbangfilm, sehingga dibutuhkan keseriusan dari siswa selama prakerin berlangsung.
Selain itu, film ini akan meyakinkan orang luar termasuk perusahaan perfileman bahwa, Maluku Tenggara adalah tempat yang paling cocok/sesuai untuk pembuatan film.
Soal biaya prakerin nanti ada yang dibebankan pada dana BOS dan ada juga shering dari orang tua siswa.
“Para siswa sudah dilatih untuk membuat film sejak mereka masih kelas 10, bahkan sudah dilombakan di tingkat nasional dan masuk kategori 10 besar,” ulasnya.
Ditambahkan, ada lima guru SMKN 7 sebagai pendukung film dan hampir setiap tahun mereka dilatih oleh Pusbangfilm.