Langgur, Tribun-Maluku.com : Sesuai dari hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) kepada 267 Orang, terdapat 13 Warga yang dinyatakan reaktif.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Malra Dokter Katrinje Notanubun yang juga sebagai juru bicara Tim Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Maluku Tenggara saat melakukan konferensi Pers di Kantor Bupati jalan Debut, Kamis (2/7/2020).
Dijelaskan, sesuai hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) sejak tanggal 29 Juni hingga 2 Juli 2020, sebanyak 13 orang dinyatakan reaktif.
“Telah dilakukan pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT), kepada 267 Orang diantaranya 96 calon pelaku perjalanan dan tracking bagi 171 warga dan Hasilnya, terdapat 13 orang yang reaktif,” jelasnya
Menurut Notanubun, 13 orang dengan hasil RDT reaktif itu nantinya akan dilakukan pemeriksaan lanjutan ke tahap Swab atau PCR.
Notanubun mengatakan, data 13 warga ini akan digunakan sebagai rujukan Tim Gustu Malra untuk melakukan tracing lanjutan.
“Kami akan akan gunakan data itu kembali untuk tracing. Meski begitu, saya minta agar kita jangan melakukan diskriminasi dan membangun stigmanisasi bagi semua orang, karena penyakit ini bisa kena siapa saja,” ujarnya.
Dia mengaku, terhadap 13 warga dimaksud akan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Selama masa isolasi, 13 warga ini akan diawasi dan dijaga ketat oleh tim Gustu.
Sementara itu, Notanubun menjelskan, sesuai tinjauan medis hasil RDT Reaktif 13 warga ini, tidak menunjukan gejala apapun.
“Itu artinya bahwa saat ini disekitar kita terdapat orang tanpa gejala (OTG). Untuk itu, warga harus tetap waspada sambil tim Gustu akan terus melakukan penelusuran,” katanya.
Pemeriksaan rapid test terhadap Corona virus, bukan diagnostik. Tingkat keakuratannya hanya melalui pemeriksaan Swab.
“Jadi untuk diketahui masyarakat bahwa dari hasil ini bukan berarti membuat kita takut dan panik, tapi kita harus lebih waspada,” tegasnya.
Notanubun mengingatkan, warga jangan bosan untuk senantiasa mentaati protokol kesehatan di tengah situasi Pandemi Covid-19.
“Mari kita taat dan disiplin terhadap protokol kesehatan. Rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, jaga jarak, selalu menggunakan masker. Pakailah masker dengan benar, dengan begitu kita melindungi diri kita dan juga melindungi orang lain,” pintanya.
Disamping itu Notanubun mengaku, sampel Swab milik 9 warga (Hasil RDT-Reaktif pada 25-26 Juni 2020) telah dikirim ke Laboratorium daerah di Ambon pada tanggal 29 Juni 2020.
Sembilan sampel itu, masing-masing milik 4 warga dari Kabupaten Maluku Tenggara dan 5 warga Kota Tual.
“Memang kita ketahui bahwa ada 11 warga yang sampel swabnya harus dikirim, tapi karena kita punya virus transport media atau VTM ini terbatas dan tidak bisa dikirim secara sembarangan dan harus pada suhu tertentu, maka hanya 9 sampel yang kita kirimkan,” katanya
“Mudah-mudahan sesuai dengan waktunya dua sampai tiga hari, hasilnya akan dikabarkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku,” tambahnya lagi.
Sekilas Tentang Rapid Diagnostic Test (RDT)
Untuk diketahui, Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Hasil rapid test tidak bisa digunakan untuk mengonfirmasi ada atau tidaknya Covid-19.
Hasil rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).
Jika hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan Covid-19.
Untuk mengonfirmasi keberadaan Covid-19 secara akurat dalam tubuh, harus dilakukan swab test dengan meteode polymerase chain reaction (PCR).