Ambon, Tribun-Maluku.com : Aksi preman yang dilakukan oleh oknum anggota Brimob Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) terhadap 2 warga sampai saat ini belum dilaporkan ke Polda Maluku.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol M.Roem Ohoirat yang dikonfirmasi di Ambon, Jumat (25/9/2020), mengaku belum mendapatkan laporan adanya aksi premanisme oleh oknum Brimob KKT.
Dirinya menyuruh agar menanyakan langsung ke Kapolres Kepulauan Tanimbar.
Sementara itu dari Komandan Satuan (Dansat) Brimob Maluku Kombespol M Guntur lewat WA mengakui benar telah terjadi insiden penganiayaan oleh Oknum anak buahnya.
Menurutnya saat ini anggota yang terlibat dalam aksi penganiayaan tersebut sudah diamankan untuk segera diproses di Polres KKT.
Ia menambahkan sudah memerintah langsung kepada Komandan Kompi untuk segera meminta maaf kepada korban dan keluarga Korban.
Terkait dengan sanksi yang akan diberikan kepada oknum Brimob yang melakukan penganiayaan adalah hukuman kurungan
Sementara dari informasi yang berhasil dihimpun media, dua pemuda bersaudara asal Desa Olilit Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar Kamis (24/9/20220) tepat pukul 24 .00 Wit, dianiaya oknum anggota Brimob hingga babak belur.
Kejadian berawal Timotius Fanumbi yang juga merupakan Jurnalis media KPK sedang bersenda gurau dengan rekannya ditepi jalan yang berseberangan.
Pada waktu yang bersamaan, seorang oknum anggota Brimob melintas dengan mengendarai avanza dan langsung berhenti, kemudian menghampiri Timotius menanyakan kenapa memaki dirinya.
Fanumbi langsung menjawab kalau bukan ditujukan kepada oknum brimob tersebut, tetapi kepada temannya yang berada diseberang jalan karena mereka sedang bercanda.
Tak puas dengan jawaban Timotius, oknum anggota Brimob tersebut langsung melakukan tindakan arogan, namun langsung dilerai salah seorang rekannya yang saat itu menumpangi mobil yang dikendarainya.
Informasi penganiayaan terhadap Timotius diketahui oleh saudaranya Marsianus yang baru bangun, karena diteriaki oleh seseorang yang tidak ia kenal bahwa saudaranya Timotius dipukul seorang sopir.
Marsianus pun langsung mencari sopir yang dimaksud, namun sopir tersebut tak dijumpainya kemudian kembali ke bengkel.
Tak lama kemudian datang anggota Polres KKT ke bengkel dan menyuruh Timotius agar membawa sepeda motornya ke polres.
Timotius yang tidak tahu apa kesalahannya, menuruti saja permintaan anggota Polisi tersebut.
Saat Timotius dari Polres, ia dihadang dua oknum anggota Brimob bersenjata laras panjang yang mengancam hendak membunuhnya.
Salah seorang dari kedua oknum anggota Brimob tersebut mendorong Timotius hingga jatuh tersungkur ke aspal yang mengakibatkan luka lecet dibahu kirinya.
Melihat perlakuan dua oknum anggota Brimob tersebut terhadap Timotius, massa yang tidak terima dengan perlakuan mereka (dua oknum anggota Brimob) langsung menyerbu dan terlibat perkelahian dengan kedua oknum anggota Brimob tersebut.
Timotius pun segera bangkit dan menyelamatkan dirinya ke bengkel tempat Marsianus berada.
Tak berselang lama, datang tiga orang oknum anggota Brimob bersenjata laras panjang ke bengkel dan mencari Marsianus.
Dengan todongan senjata ke arah beberapa pekerja di bengkel dan salah satu dari ketiga oknum anggota Brimob bersenjata itu langsung mengokang senjatanya sambil menghardik dan mencari Marsianus.
Marsianus yang sedang berada didalam bengkel pun keluar dan seketika itu juga dianiaya ketiga oknum anggota Brimob bersenjata itu.
Tak puas menghujani Marsianus dengan pukulan dan popor senapan serta menginjak kepalanya di tanah, mereka pun menyeret Marsianus dan membawanya ke pos Mako Brimob.
Sesampai di markas Brimob, Marsianus lagi lagi dianiaya dengan dihujani pukulan dan tendangan serta popor senapan hingga wajahnya lebam dan babak belur dan seluruh tubuhnya menderita kesakitan terutama bagian wajah, belakang
Timotius yang dijemput oleh oknum anggota Brimob pun tak luput dari aniaya meski tak separah saudaranya Marsianus.
Timotius yang bekerja sebagai jurnalis pada perusahaan media KPK Pers mengalami bengkak diwajahnya bahkan perusahaan media KPK Pers dihina dengan cara KTA jurnalisnya diinjak-injak ke tanah.
Keluarga Marsianus Fanumbi dan Timotius Fanumbi yang mendapat informasi mendatangani Mako Brimob hendak mengecek keberadaan kedua anggota keluarga mereka.
Akhirnya keluarga korban mendatangi Markas Brimob dan membawa korban yang dalam keadaan tidak berdaya ke RS Fatima Saumlaki untuk mendapat perawatan karena keadaan korban kritis.