Ambon, Tribun-Maluku.com : Nisrina Alifa Tunny Putri Remaja Indonesia 2020 perwakilan Provinsi Maluku mengadvokasi isu penghapusan kekerasan seksual di kalangan remaja.
Berkolaborasi dengan komunitas Suara Milenial Maluku, Nisrina yang akrab disapa Ririn hadir sebagai pembicara bersama Katrin Selvina Wokanubun dalam sosialisasi “Remaja Cerdas Lawan Kekerasan Seksual” yang berlangsung di SMAN 22 Maluku Tengah (Malteng), Desa Tulehu, Senin (19/10/2020).
Sebagai Finalis Putri Remaja Indonesia 2020 dari Maluku pada malam grand final putri remaja pada 31 Oktober nanti, Nisrina menjelaskan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan masih sering terjadi di masyarakat kita.
Menurutnya hal ini dikarenakan masuknya Budaya Victim Blaming yang mana korban selalu dipersalahkan.
“Kondisi ini semakin parah karena masih adanya budaya victim blaming atau menyalahkan korban yang masih lazim ditemui di masyarakat kita,” ujar siswa kelas III SMP Lentera Harapan Ambon itu.
Akibat adanya kondisi ini, korban kadang merasa takut untuk melaporkan kasus yang dialaminya, karena khawatir akan mendapat stigma buruk, dan akhirnya hidup dalam trauma.
Untuk itu dirinya meminta kepada masyarakat untuk tidak memberi stigma dan menyalahkan korban tetapi harus memberi dukungan kepada korban kekerasan seksual tersebut.
“Saya ingin sampaikan kepada kita semua, untuk jangan pernah membuli korban kekerasan seksual, mereka butuh dukungan kita, yang mesti kita salahkan, dan hukum adalah pelakunya, bukan korbannya,” kata Putri Remaja Indonesia 2020 perwakilan Provinsi Maluku ini.
Koordinator Suara Milenial Maluku, Katrin Selvina Wokanubun, menjelaskan potensi kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap remaja masih rentan terjadi.
Karena itu, setiap remaja harus tahu bahwa mereka memiliki hak asasi terhadap seluruh anggota tubuhnya, yang tidak boleh disentuh sembarangan oleh orang lain.
“Saat ini, kita juga ikut mendorong agar rancangan undang-undang penghapusan kekerasan seksual agar dimasukkan kembali dalam Prolegnas tahun 2021 di DPR-RI. Ini bagian dari upaya dan advokasi kami untuk melindungi para korban,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 22 Malteng Bidang Kurikulum, La Ode Wari, S.Pd mewakili kepala sekolah mengungkapkan rasa terima kasih karena sosialisasi penghapusan kekerasan seksual dilaksanakan di SMAN 22 Malteng.
“Informasi yang disampaikan ini sangat penting, apalagi bagi anak-anak SMA yang masih remaja dan akan beranjak dewasa. Mewakili pihak sekolah, saya menyampaikan terima kasih,” ungkapnya.
Dalam kegiatan itu, selain menyampaikan materi soal penghapusan kekerasan seksual, Nisrina juga membagi-bagikan masker kepada seluruh peserta sosialisasi, sekaligus mensimulasikan cara mencuci tangan yang benar.
Selain sosialisasi langsung ke sekolah, Nisrina akan hadir dalam dialog interaktif melalui zoom meeting dengan tema “Remaja Bastori : Remaja Lawan Kekerasan Seksual” yang akan dilaksanakan Selasa (20/10/2020) malam.
Direncanakan dirinya akan hadir pula sebagai pembicara adalah, Vitria Lazzarini Latief (psikolog), Lusida Fontana Rumsory (Suara Milenial Maluku, dan Linda Holle (Aktivis HAM).