Ambon, Tribun-Maluku.com : Pembangunan Pengendali Sedimen sungai Way Ela, desa negeri lima Kabupaten Maluku Tengah terkesan asal-asalan. Pasalnya Pekerjaan yang baru selesai dikerjakan belum genap seminggu sudah hancur dan rusak.
Pantauan di lokasi, Senin (12/10/2020), pekerjaan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat Direktorat Sumber Daya Air yang dikerjakan oleh CV Tunggal Jaya itu diduga asal-asalan.
Karena terkesan asal-asalan CV Tunggal Jaya tidak mau mengakui kalau CV tersebut yang mengerjakan pembangunan pengendali Sedimen di Way Ela.
Menurut salah Salah satu Pegawai CV Tunggal Jaya ketika dihubungi wartawan, mengaku kalau tidak pernah melakukan pekerjaan tersebut
Ironisnya pihak CV Tunggal Jaya sempat memarahi wartawan sambil berteriak di dalam Handphone kalau siap dilaporkan ke polisi karena mereka tidak pernah melakukan pekerjaan di Way Ela.
Sementara pada papan proyek yang dipasangkan CV Tunggal Jaya adalah kontraktor yang melakukan pekerjaan pembangunan proyek tersebut.
Anehnya lagi pada papan proyek yang dipasangkan pada proyek tersebut tidak ada dicantumkan jumlah anggaran sehingga transparansi kepada masyarakat terkait anggaran yang dikucurkan dipertanyakan.
CV Tunggal Jaya sebagai kontraktor pada proyek tersebut dibenarkan oleh Jekson T PPK Balai Wilayah Sungai yang bertanggung jawab pada proyek tersebut.
Dijelaskan, proyek tersebut adalah pembangunan pronsil dan pembentukan chanel untuk perlindungan jembatan.
Menurutnya pembentukan chanel tersebut nantinya berguna untuk mengantisipasi banjir sehingga nantinya sedimen akan ikut saat banjir.
Pada saat banjir, kata dia, ada beberapa beton-beton yang mengalami pergerakan dan untuk itu dirinya sudah memerintahkan untuk dilakukan perbaikan karena masih dalam proses pemeliharaan sebanyak 160 hari.
Untuk kerusakan saat ini sudah menyuruh anak buahnya untuk segera memperbaiki kerusakan yang terjadi, namun yang terjadi dilapangan, dari keterangan masyarakat sampai saat ini tidak ada pekerja ataupun pengawas yang berada disana untuk melakukan pekerjaan.
Sementara terkait dengan jumlah anggaran yang harus dimasukan dalam papan proyek, menurut Jekson, papan proyek yang dipasangkan tidak ada nominal anggaran adalah papan proyek kedua yang dipasangkan.
Menurutnya untuk papan proyek pertama ada anggaran, namun karena banjir papan proyek tersebut hanyut dan digantikan dengan yang kedua.
“Foto yang kemarin ada, tapi karena yang tadi ditunjukan tidak ada, saya sudah telepon untuk segera pasang itu karena tidak pernah terbitkan yang tidak ada bayangan harus jelas,” ujarnya.
Namun ironisnya yang disampaikan Jekson untuk memasang kembali anggaran di papan proyek tersebut, sementara pekerjaan tersebut sudah selesai.
Dari laporan masyarakat, papan proyek tersebut baru dipasangkan ketika pekerjaan sudah hampir selesai dan hanya satu papan proyek saja tidak ada pergantian papan proyek akibat dihanyutkan banjir.
Sampai berita ditayangkan dari laporan warga Negeri Lima, belumlah ada perbaikan kerusakan.