Ambon,Tribun-Maluku.com: Pernyataan Kapendam Kolonel ARM Stefie Jantje Nuhujanan pada satu media yang menyatakan Keresahan warga OSM pada saat pendataan dilakukan TNI itu Hoax, dinilai keliru.
Hal ini dikatakan Ketua Tim Purnawirawan,Warakawuri dan masyarakat yang mendiami tanah pelayaran, Stella Reawaruw di Ambon, Senin (19/10/2020 ).
Menurutnya, pernyataan Kapendam kalau dirinya sendiri yang merasa resah dan itu berita hoax tidaklah benar, dan Kapendam harus tahu kalau dirinya adalah koordinator 142 KK warga OSM.
Dijelaskan, pada waktu TNI turun bersama POM pada jumat pagi itu hampir seluruh masyarakat sipil maupun purnawirawan yang dibawah koordinirnya menelpon dirinya.
“Karena masyarakat resah, maka ditanya keberadaan TNI pada saat itu, sehingga warga mulai mendatangi kediamannya untuk menanyakan maksud dan tujuan kehadiran TNI di OSM,” ucapnya.
Ia menambahkan, saat itu sempat menanyakan kepada Letkol Fuad terkait kunjungan yang dilakukan di OSM, dan sudah menjelaskan status tanah OSM ini sudah ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, namun sempat ditanggapi oleh Fuad kalau itu adalah pernyataan Reawaruw.
Kepada Fuad, dirinya menyatakan kalau ini putusan tersebut adalah pernyataan pengadilan dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan dari warga yang resah melaporkan kalau rumah mereka diancam akan dibongkar ataupun lainnya, hal ini yang membuat mereka resah.
Ia menambahkan pada waktu putusan pengadilan, ketua Komnas HAM pusat Nurcholis sudah menjelaskan kalau TNI tidak ada bukti apapun.
Selain itu, pada waktu Nurcholish melakukan rapat dengan Kasad, Kasau dan Kasal ketua Komnas HAM pusat sempat menjelaskan tentang putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.
“Saat itu, diakui oleh Kasad langsung kalau OSM tidak terdaftar sebagai aset milik Kodam XVI/ Pattimura di Mabes AD,” ungkapnya.
Selain itu, tambah dia, Kementerian keuangan karena belum tahu kepemilikan yang sah, maka aset ini masih akan masuk dalam kementerian keuangan.
Ia menambahkan pada saat sidang dengan TNI, ada pihak keluarga Alfons dan Negeri Urimessing masuk intervensi namun tidak diterima karena ada keraguan.
Pada saat Alfons melakukan intervensi pada saat itu Ayah Evans Reynold Alfons berdiri sebagai Raja dan Evans sebagai Ahli waris pemilik tanah tersebut.
“Alfons masuk tapi tidak diterima, kalau ditolak berarti kalah total, tapi tidak diterima, kalau Kodam Rekonvensi mereka ditolak jadi kalah total mereka tidak bisa membuktikan terhadap apa yang mereka punya,” ujarnya.
Dijelaskan pula pada saat Alfons menggugat Banding, warga OSM dan Kodam juga ikut banding, namun ditengah perjalanan, Kodam karena merasa tidak mempunyai bukti dan di pengadilan Negeri mereka kalah, maka Kodam menarik diri.
“Itu pada putusan 42, putusan 54 rekonvensi ditolak dan putusan 42 dicatat bahwa Kodam menarik diri,” ungkapnya.
Dirinya juga sempat menjelaskan kepada Fuad, kalau Purnawirawan di bawah Kodam boleh didata dan dikeluarkan, tetapi bagi Purnawirawan yang berada didalam timnya tidak bisa disentuh oleh Kodam.
Ditempat yang sama Thony Tapilattu salah satu warga OSM yang resah membenarkan keresahan masyarakat OSM.
Saat pendataan warga dibawah pimpinan Mayor Noya, tidak menjelaskan maksud dan tujuan pendataan tetapi hanya mengambil gambar rumah dan mendata nama warga.
Menurutnya pendataan dilakukan bukan hanya purnawirawan yang dibawah TNI saja tetapi seluruh purnawirawan yang berada dibawa koordinator Stella Reawaruw juga yang didata.
Yang sangat disesalkan pada waktu dilakukan pendataan, sebelumnya tidak ada pemberitahuan kepada RT.
Di tempat yang sama Purnawirawan H. Tambunan suami Stella Reawaruw sangat kecewa dengan pernyataan Kapendam yang menyatakan kalau istrinya hanya sebar Hoax.
Kapendam dan Pangdam, seharusnya bisa melihat lebih dulu permasalahan tanah OSM yang sudah terjadi pada saat kepemimpinan terdahulu, yang mana status tanah tersebut sudah mendapat putusan pengadilan.
Menurutnya kalau memang istrinya menyebar Hoax, seharusnya pihak Kodam melakukan tindakan bagi penyebar hoax, tetapi sudah seminggu tidak ada tindakan yang dilakukan Kodam dengan demikian siapa yang bohong.
Sampai berita ini diturunkan, Kapendam Kolonel ARM Stefie Jantje Nuhujanan belum berhasil dikonfirmasi,
Oleh Kapendam dijanjikan akan dipertemukan untuk melakukan konfirmasi, namun yang terjadi Kapendam tidak menempati janjinya untuk dikonfirmasi, malahan memberikan rilis kepada media lain.
Sebelumnya, Warga OSM mengaku resah dengan kehadiran anggota TNI yang melakukan pendataan kepada warga setempat.
Salah satu warga OSM, Stella Rewaruw di kediamannya, Senin (12/10/2020) menjelaskan kehadiran TNI di OSM dirinya dan masyarakat sangat resah. (Baca : Warga OSM Resah Kehadiran TNI Lakukan Pendataan)
Dijelaskan, keresahan terjadi setiap kali terjadi pergantian Panglima Kodam, selalu ada hal yang dibuat oleh TNI.