Ambon,Tribun-Maluku.com : selama hampir satu tahun ini,dengan adanya covid 19,pendidikan harus dilakukan secara Online. Hasil pantau Tribun Maluku di Daerah kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah maupun Kota Ambon,proses belajar mengajar secara online tidak maksimal. Banyak orang tua yang mengeluh soal pendidikan dengan cara tersebut, mereka mengharapkan agar anak-anak mereka dapat kembali bersekolah dan bertatap muka langsung dengan guru.
Lagian kebanyakan anak-anak tidak punya Hp Android, sehingga harus kumpul atau saling pinjam teman atau tetangga yang punya Hp Android, juga jaringan Wi-Fi yang tidak maksimal sehingga mereka kesulitan untuk mengikuti secara online.
Terkait permasalahan pendidikan ini Rovik Akbar Afifudin, SE kepada wartawan di DPRD provinsi Maluku selasa (15/12/2020) mengatakan,untuk pemerintah Provinsi, terutama pemerintah Kota Ambon, yaitu dinas pendidikan, sudah seharusnya tahun 2021 yang adalah tahun ajaran baru, siswa sudah harus melakukan tatap muka dengan guru, dan sudah harus di coba, harus simulasi beberapa sekolah.
” saya tidak minta seluruhnya sekolah sekaligus, tapi harus ada skema skenario uji coba yang di lakukan oleh pemerintah kota Ambon, terutama Dinas Pendidikan ,baik kota maupun Ptovinsi. kalau terus menerus seperti ini, lama-lama anak-anak kita juga sudah jadi jenuh dengan situasi sekarang, saya katakan ini karena tanggung jawab saya sebagai wakil rakyat dari Kota Ambon” papar Afifudin.
Ditambahkan Afifudin, sekolah bukan kita cuma mau anak kita dikasih pintar, tapi anak kita perlu di didik, bukan cuma otaknya, tapi mentalitasnya, karakternya yang perlu dibangun dan itu cuma dengan tatap muka, bukan secara Online, dan harus tatap muka. berdialog antara guru dan Murid lewat online ini sebenarnya ada tantangan-tantangan yang tidak etis.
“saya tidak minta sekaligus sekolah ini di fungsikan, tapi harus ada skenario pemerintah agar dinas harus mencoba beberapa sekolah, seperti satu kelas hanya 30 persen, protokol kesehatan di lalukan dalam proses tatap muka, ” urainya
Dia mencontohkan seperti di mesjid Alfatah orang bisah solat jumat, pasar dan Mol juga ada yang sudah normal, bahkan gedung film Jaga sudah buka, tapi mempergunakan protokol kesehatan yang ketat.
Anggota DPRD Maluku ini mengaku heran dengan sikap pemerintah yang tidak menerapkan sekolah tatap muka. Padahal di daerah lain sekolah tatap muka sudah dilaksanakan dengan tentunya berpegang pada protokol kesehatan.