Ambon, Tribun-Maluku.com : Perekonomian Maluku Triwulan III tahun 2020, tumbuh lebih baik dari Triwulan II.
Demikian penjelasan Gubernur Maluku Irjen Pol Murad Ismail, dalam arahannya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020 di lantai 7 Kantor Gubernur, Kamis (3/12/2020).
Menurutnya, kinerja ekonomi Maluku tercatat tumbuh sebesar 0,83 persen pada triwulan III 2020, sedangkan triwulan II yang terkontraksi 2,69 persen.
“Saya berharap kondisi ekonomi Maluku dapat tumbuh positif pada akhir tahun 2020, dan terus kembali pulih pada tahun 2021,” harap Gubernur.
Dijelaskan, ekonomi Maluku diperkirakan dapat tumbuh lebih baik dibanding tahun 2020.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemerintah daerah harus mengoptimalkan realisasi belanja APBD serta realisasi APBN,
terutama yang terkait belanja transfer dari pusat untuk penanganan Covid-19 antara lain bantuan kesehatan,
sosial dan pemulihan ekonomi
Pemda secara bertahap, lanjut Gubernur, membuka kembali aktivitas perekonomian, jalur transportasi, jasa usaha dan perdagangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dengan demikian, Murad Ismail memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia atas kerjasama dengan pemerintah Daerah utuk pemulihan ekonomi Maluku.
“Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bank Indonesia, atas dukungan dan
kerjasamanya dengan pemerintah daerah dalam peningkatan
perekonomian daerah, serta pemulihan perekonomian daerah,
akibat dampak Covid-19,” tandas Gubernur.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku Noviarsani Manullang menyampaikan pandangan mengenai kondisi perekonomian di Provinsi Maluku.
Noviarsani mengatakan, kinerja ekonomi di Maluku pada triwulan III tahun 2020 terkontraksi sebesar 2,38 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan kondisi nasional yang kontraksi mengalami 3,49 persen, di Maluku ini kondisinya masih lebih baik.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan III, sebut Noviarsa, utamanya terjadi di lapangan usaha diantaranya pertanian, perikanan, perdagangan dan transportasi.
Dari sisi permintaan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Maluku disebabkan kontraksi konsumsi rumah tangga.
Selain itu, investasi disebabkan terkendalanya beberapa proyek infrastruktur akibat Covid-19.
“Namun ada sedikit pengecualian bila kinerja ekspor Maluku pada triwulan III tahun 2020 meningkat signifikan terutama untuk komoditas non migas yang didominasi Udang, Ikan Segar dan Ikan Olahan disusul ekspor Udang Segar ke Tiongkok terus meningkat,” jelas Noviarsani.
Sedangkan untuk inflasi, Maluku pada November 2020 rendah dan terkendali sebesar 0,66 persen, namun masih berada dibawah sasaran Inflasi.
Rendahnya inflasi Maluku, kata Noviarsani disebabkan rendahnya daya beli masyarakat pada masa pandemi Covid-19.
“Rendahnya Inflasi Maluku disebabkan permintaan masyarakat yang masih terbatas saat pandemi, dan Inflasi Maluku masih berada di bawah sasaran inflasi,” baginya.
Berkaitan dengan hal ini, lanjut Noviarsani, Bank Indonesia Maluku akan selalu berusaha bersinergi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Maluku, Kabupaten/Kota secara rutin untuk menerapkan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif, dalam rangka pengendalian harga terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional.
Hadir pada pertemuan itu, selain Gubernur dan Kepala BI Maluku, juga hadir Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Maluku Ronny Nazra, Pimpinan Perbankan, BUMN/D dan Instansi Vertikal Maluku, Pimpinan OPD terkait Lingkup Pemprov Maluku, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury.
Pertemuan bertema “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi” ini, juga dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia, yang dihadiri Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, para menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.
Adapun pertemuan ini, ditunjukan guna menyampaikan pandangan mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek kedepan serta arah kebijakan BI.