Ambon, Tribun-Maluku.com : Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakernas) Kemitraan Program Bangga Kencana Tahun 2021, bertempat di Istana Negara Jakarta, Kamis (28/1/2021).
Presiden RI, Ir. Joko Widodo berkenan hadir dan membuka kegiatan yang sangat strategis ini.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo melaporkan, Rakornas BKKBN tahun 2021 merupakan salah satu wujud keseriusan BKKBN dalam mendukung visi, misi dan janji Presiden Republik Indonesia, terutama yang terkait dengan tugas dan fungsi BKKBN, yaitu untuk “Mewujudkan Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, berlandaskan Gotong-Royong.
Tema Rakornas tahun 2021 adalah “Meningkatkan Upaya dan Strategi dalam Rangka Percepatan Implementasi Program Bangga Kencana Melalui Lintas Sektor di Masa Pandemi Covid-19”.
Tujuannya, ingin memperkuat komitmen dan peran Pemerintah Daerah serta Mitra Kerja BKKBN dalam meningkatan akses dan kualitas Pelayanan dan Penggerakan Program Bangga Kencana di masa pandemi covid-19.
Selain itu, Hasto berharap bahwa Rakornas ini akan menghasilkan rumusan pemikiran strategis untuk Program Bangga Kencana dalam mendukung upaya pencapaian agenda Pembangunan Nasional sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
Pelaksanaan Rakornas tahun ini menggunakan metode hybrid meeting, yaitu mengkombinasikan online/virtual dengan offline, guna mendukung upaya pencegahan terjadinya penularan Covid-19.
Peserta Rakornas terdiri dari seluruh ASN BKKBN baik di pusat maupun di provinsi, termasuk para PKB/PLKB, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, organisasi profesi, mitra kerja internasional dan organisasi kemasyarakatan.
Menurut Hasto Wardoyo, hasil Sensus Penduduk (SP) Tahun 2020 yang telah diumumkan oleh BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2020 sebanyak 270,2 juta jiwa.
Total penduduk Indonesia telah bertambah sebanyak 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP tahun 2010, dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dalam dekade terakhir sebesar 1,25 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa melalui program Bangga Kencana, LPP telah berhasil diperlambat jika dibandingkan pada periode tahun 2000-2010 sebesar 1,49 persen per tahun.
Tahun 2020 adalah tahun yang penuh dengan tantangan tidak saja bagi Indonesia namun bagi seluruh bagian dunia. Penyebaran virus covid-19 telah merenggut banyak korban jiwa dan melemahkan perekonomian suatu negara.
Dalam kondisi seperti ini, pencapaian program Bangga Kencana tahun 2020 juga terimbas, belum sepenuhnya target yang telah ditetapkan dapat dicapai. Diantaranya, Angka Kelahiran Total (total fertility rate/TFR) 15-49 tahun baru mencapai 2,45 per-WUS dan belum mencapai target yang diharapkan 2,26.
Begitu juga untuk pemenuhan target tingkat putus pakai kontrasepsi yang baru mencapai 27,6 persen dibandingkan dengan target yang semestinya harus dicapai 25,7 persen.
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) hanya mencapai 13,4 persen dari target sebesar 8,6 persen, serta indikator persentase pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive prevalence rate/mCPR) hanya mencapai 57,9 persen dari target sebesar 61,7 persen.
Namun demikian, Indikator Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) telah berhasil mencapai nilai 53,94 (dari skala 0-100) dan telah melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2020 yaitu sebesar 53,57.
Dikatakan, masih banyak yang harus segera dibenahi dengan melakukan akselerasi dan kolaborasi inovatif yang mengadopsi pendekatan penta helix. Perpaduan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha dan media harus dapat disinergikan untuk membangun program Bangga Kencana secara bergotong royong.
Terdapat setidaknya 10 perubahan yang telah dan sedang dilakukan oleh BKKBN, yaitu: 1).Rebranding BKKBN yang telah menghasilkan empat perubahan nilai organisasi sesuai yang diharapkan oleh masyarakat, yaitu: Perubahan logo; Perubahan tagline dari ‘2 anak cukup’ menjadi ‘berencana itu keren’ dan ‘2 anak lebih sehat’; Perubahan aransemen mars dan jingle KB; dan Perubahan nama program dari Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) menjadi Bangga Kencana serta Perubahan seragam batik Kencana.
2).Perubahan konsep program Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas; 3).Diversifikasi tugas tenaga PKB/PLKB dari hanya memberikan penyuluhan menjadi bertambah dengan juga bertanggung jawab dalam hal pendistribusian alat kontrasepsi pil dan kondom;
4).Peningkatan kualitas pelayanan KB melalui penyediaan alat dan obat kontrasepsi yang dibutuhkan dan nyaman bagi akseptor, yaitu: Pemenuhan pil menyusui yang aman dikonsumsi segera setelah ibu melahirkan; Pemenuhan suntik KB yang tidak menggaggu siklus haid; Pemenuhan implan satu batang yang lebih nyaman digunakan.
Pada tahun 2021, Pemerintah telah menargetkan pencapaian sasaran strategis program Bangga Kencana, yaitu: Menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) menjadi 2,24 per-WUS dan angka kelahiran remaja usia 15-19 tahu menjadi 24 kelahiran per 1000 WUS usia 15-19 tahun; Meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive prevalence rate/mCPR) menjadi sebesar 62,16 persen; Menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) menjadi 8,30 persen; Meningkatkan median usia kawain pertama perempuan menjadi 22 tahun; dan Meningkatkan Indeks Pembangunan Keluarga menjadi 55.
Untuk mencapai target sasaran dimaksud, kata Hasto Wardoyo, BKKBN memberikan perhatian yang lebih pada operasi akar rumput berbasiskan data teknis yang termutakhirkan dan dapat dipertanggungjawabkan.
“BKKBN pada tahun 2021 telah siap melaksanakan Pendataan Keluarga (PK) secara serentak di seluruh Indonesia. Produk data mikro akan dijadikan sebagai rujukan intervensi operasional di lapangan yang memberi keyakinan bahwa program yang dirancang dapat ter ’deliver’ secara cepat dan tepat pada masyarakat yang membutuhkan. Bersama Kementerian PPN/Bappenas, BKKBN tengah menyusun Blue Print Pembangunan Kependudukan yang diharapkan dapat menjadi acuan perencanaan pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan (people centered development) dan mendukung upaya perwujudan Indonesia Emas 2045,” ulasnya.
Sumber : Marthin Manuputty, S.Sos. Pranata Humas Ahli Muda, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku