Ambon, Tribun Maluku. Menyongsong peringatan 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, warga Pulau Damer, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), kembali menyuarakan harapan sekaligus keluhan terkait lambannya pembangunan jalan lintas darat di wilayah mereka.
Pulau Damer yang terdiri dari tujuh desa yaitu: Wulur, Keli, Ilih, Bebar, Kumur, Kuai, dan Batumerah selama ini hanya mengandalkan transportasi laut untuk mobilitas. Namun, kondisi laut yang kerap bergelombang tinggi telah memakan korban jiwa, sehingga warga mendambakan akses darat yang aman.
Tokoh Agama, Pendeta Wiliam Hehakaya, dalam releasenya, Jumat (15/8/2025) mengatakan, warga Pulau Damer sempat menyambut gembira rencana pembangunan jalan lintas Wulur-Batumerah yang mulai dikerjakan tahun 2021. Namun hingga kini proyek tersebut tak kunjung rampung.
“Kami senang saat dengar jalan lintas masuk dari Desa Wulur ke Desa Batumerah dan pembongkaran terjadi pada tahun 2021, tetapi sampai sekarang belum rampung,” ujarnya.
Hehakaya berharap, Presiden Prabowo Subianto, Gubernur Maluku, dan Dinas PUPR Provinsi Maluku segera menindaklanjuti pengerjaan proyek yang disebut sebagai kewenangan Pemerintah Provinsi Maluku itu.
“Mohon petunjuk dari Bapak Gubernur dan Dinas PUPR Provinsi Maluku, sebab sesuai informasi jalan ini milik provinsi. Salam dari kami masyarakat di kaki Gunung Buarlali untuk Pemerintah Daerah Maluku,” katanya.
Kepala Desa Ilih, Saul Demny, juga menegaskan pentingnya penyelesaian jalan lintas tersebut yang melintasi desanya.
Kondisi jalan yang dibongkar pada tahun 2021 hingga kini tak bisa dilewati, sehingga pelayanan kesehatan, pendidikan, dan distribusi barang tetap tergantung pada transportasi laut meskipun cuaca buruk.
“Kalau jalan ini selesai, akses antar desa akan lebih cepat dan aman, apalagi saat laut bergelombang,” ujarnya.







