AMBON Tribun-Maluku.Com, Kegiatan Peningkatan Sumber Daya Manusia terutama petugas Penyuluh yang nantinya bertugas sebagai pemandu lapang kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Provinsi Maluku (10/04) di Ambon bertujuan untuk “meningkatkan kemampuan dari petugas yang selama ini bertugas sebagai pendamping kegiatan SLPTT yang ada di lapangan baik untu tanaman Padi maupun untuk tanaman Jagung.
Ir. Hans Talahatu |
Demikian keterangan Ir Hans Talahatu Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Maluku kepada wartawan di Ambon.
Menurut Talahatu, kegiatan SLPTT tersebut dilaksanakan pada 9 Kabupaten/Kota di Maluku yaitu Kabupaten P. Buru dan Maluku Tengah SLPPT Jagung dan Padi Sawah, Kabupaten SBT SLPTT Padi Sawah dan Padi Ladang, Kabupaten SBB SLPTT Padi Sawah, Kabupaten MTB, MBD dan Maluku Tenggara SLPTT Jagung dan Padi Ladang dan Kota Tual SLPTT Jagung.
Dikatakan, Jagung, Padi Ladang dan Padi Sawah merupakan komoditi strategis nasional dalam pengertian akan menyediakan pangan untuk masyarakat, sebagai contoh di Maluku mempunyai pangan lokal Sagu dan Umbi-umbian namun dari Hasil Sensus Nasional tahun 2011 indikatornya mengatakan bahwa, masyarakat Maluku sudah jauh dari makanan lokal yaitu pola konsumsinya berubah ke Beras dimana tahun 2009 hasil perhitungan hanya 80 Kg/Orang/Kapita/Tahun kebutuhan manusia di Maluku makan Beras, sekarang sudah meningkat menjadi 108 Kg/Orang/Kapita/Tahun.
Kondisi ini menurut Talahatu, menunjukkan bahwa beban untuk kebutuhan Beras di Maluku masih meningkat jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Maluku 1,5 juta orang maka diperkirakan dengan perhitungan 80 Kg kita membutuhkan 120-130 ribu Ton/Tahun Beras, namun kalau sekarang sudah 108 Kg maka kita membutuhkan 177-180 ribu Ton/Tahun Beras.
Hal ini tidak mungkin kita capai karena produksi beras kita masih pada level 53-57 ribu Ton/Tahun Beras, sehingga kita masih sangat membutuhkan beras import dari luar negeri.
Menurut Talahatu, untuk mengatasi hal ini maka kita harus meningkatkan produksi dengan strategi yang digunakan adalah melalui Ekstensifikasi berupa pencetakan sawah baru, Intensifikasi berupa mengintenskan lahan-lahan yang sudah ada agar produktifitas ditingkatkan, dan Difersivikasi pangan menjadi kewenangan dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku untuk melakukan penganekaragaman pangan, supaya masyarakat Maluku jangan tergantung pada Beras namun makanan pokok lokal dikembangkan untuk dikonsumsi masyarakat.(02TM)