MASOHI Tribun-Maluku.com- Guna mendukung kesiapan Kepulauan Banda sebagai situs warisan dunia, maka Sekolah Tinggi Hatta-Syahril (ST Hatta-Syahril) menggelar workshop di Banda Neira (19/11) kemarin.
Workshop dibuka dengan resmi oleh Assisten I Setda Maluku Tengah Drs. Wim Istia, mewakili Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua, SH.
Dalam sambutannya Tuasikal katakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah sangat mendukung berbagai perjuangan yang dilakukan pemerintah maupun swasta, guna menjadikan Kepulauan Banda sebagai nominasi situs warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.
Peluang Kepulauan Banda sebagai situs warisan dunia terbuka lebar karena itu Banda masuk dalam kategori situs warisan campuran berupa budaya dan alam, yang belum tentu dimiliki oleh daerah lain di Indonesia.
Hanya ada 27 situs warisan dunia kategori campuran di dunia dan sudah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
Tuasikal sangat mendukung dan optimis kalau Kepulauan Banda dimasukkan sebagai warisan dunia guna mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada di daerah ini.
Sementara itu, Prof. Ken Taylor Am mengatakan, Kepulauan Banda memiliki keistimewaan tersendiri apabila disandingkan dengan daerah lain di Indonesia bahkan di dunia.
Karena situs warisan dunia kategori campuran seperti ini hanya ada di Kepulauan Banda, dan kalau kita bawakan ke dunia hanya ada beberapa saja yang memadukan situs warisan dunia kategori campuran,”kata Prof. Ken yang diterjemahkan langsung oleh Cristian Alberth Lewier dihadapan peserta Workshop.
Untuk Indonesia sesuai data, ada 27 calon situs warisan dunia yang sudah terdaftar di UNESCO termasuk Kepulaun Banda di Provinsi Maluku.
Saat ini tinggal menunggu ditetapkan sebagai situs warisan dunia atau yang dikenal dengan World Heritage Site,” kata Ketua Yayasan Warisan Banda, Tanya Marinka Des Alwi saat ditemui wartawan disela-sela kegiatan workshop.
“Kepulaun Banda sudah terdaftar di UNESCO sebagai calon situs warisan dunia kategori campuran alam dan budaya, tinggal kita melengkapi administrasi seperti; pembentukan tim yang didalamnya harus ada Gubernur Maluku dan Bupati Maluku Tengah serta LSM, dan kita bersaing dengan beberapa daerah yang sudah mengusulkan daerahnya sebagai calon situs warisan dunia,”jelas Tanya.
Narasumber dalam Workshop itu adalah wakil dari lembaga internasional Konservasi dan Situs Warisan Dunia seperti; Prof. Ken Taylor Am, Jessica Brown Direktur Exsekutif International Union of Concervation, Prof. Archer St. Clair Harvey, yang juga merupakan Direktur Program Studi Pelestarian Warisan dan Budaya pada Universitas Rutgers di New Jerssy Amerika Serikat, Joella Van Donkersgoed, Bernard A. Burrola dan Niruban Balachandran.
Mereka ini merupakan patner dari UNESCO yang biasanya melakukan evaluasi dan memasukan rekomendasi daftar tentative calon situs warisan dunia ke World Heritage Committee (WHC) yang ada di badan UNESCO, dan setelah itu WHC melakukan sidang satu tahun sekali untuk menentukan nominasi situs warisan dunia tersebut termasuk untuk Kepulauan Banda,”jelas Tanya.(TM08)