Dobo, Tribun-Maluku.com: Lokakarya 7 sering disebut panen rayanya para Calon Guru Penggerak. Pada lokakarya ini, setiap calon guru penggerak dapat menunjukkan perubahan-perubahan positif yang terjadi khususnya di lingkup sekolah sebagai hasil belajar selama mengikuti PGP (Pendidikan Guru Penggerak).
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Kepulauan Aru Muin Sogalrey saat membuka Lokakarya 7 Program Pendidikan Calon Guru Penggerak (PGP) Angkatan ke-7 Nasional, Angkatan ke-2 di Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2023, Rabu (12/7) bertempat di gedung Kesenian Sitakena.
Atas nama pemerintah daerah Sogalrey memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan lokakarya 7 angkatan kedua di Kabupaten Kepulauan Aru yang mampu menampilkan pameran dengan desain komunikasi visual yang baik.
“Apresiasi yang sama pula kepada Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku bersama seluruh jajaran yang hadir, turut berkontribusi dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini,” ucapnya.
Dikatakan, hal ini tentunya tak lepas dari suksesnya semua komponen pendukung dalam penyelenggaraan kegiatan ini yang berkolaborasi mewujudkan perubahan positif di lingkungan belajar sekolah sehingga berdampak hasil pada program guru penggerak.
“Hal ini telah diupayakan dengan berjalannya pada pendidikan guru penggerak (PGP) yang telah dijalankan oleh calon guru penggerak (CGP) angkatan kedua selama 6 bulan masa pendidikan,” ujar Sogalrey.
Dirinya berharap, lokakarya ini bertepi dengan memberikan dampak positif dalam pengembangan sumber daya dan mutu pendidikan yang berstandar nasional sesuai dengan harapan pemerintah sebagai rangkaian kegiatan tatap muka terakhir bersama pengajar praktik (PP) dengan tema “Panen Hasil Belajar”.
“Kepada para calon guru penggerak, saya sangat bangga dengan hasil yang telah dicapai. Hal mana yang telah menunjukkan bahwa dengan semangat dan inovasi, kita dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Maluku dan khususnya kabupaten Kepulauan Aru yang kita cintai bersama,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Sogalrey juga menyampaikan beberapa pesan yakni Pertama, jadilah potret penggerak pendidikan, pelopor tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif serta jadilah pendamping yang ramah kepada pendidik lainnya, untuk bersama menerapkan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil belajar Pancasila.
Kedua, utamakanlah Profesional Guru dan jadilah Garda Terdepan peningkatan kualitas pendidikan, melalui metode evaluasi periodik pengembangan sumber daya manusia guru penggerak di kabupaten Kepulauan Aru.
Ketiga, melihat keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, bukan sebuah beban melainkan saran untuk pengembangan inovatif dengan memanfaatkan kualifikasi saudara-saudara untuk menciptakan model pembelajaran terbarukan sesuai kebutuhan konteks serta memanfaatkannya sebagai media pembelajaran variatif dan mudah terjangkau oleh anak didik.
Keempat, marilah kita semua mendorong partisipasi masyarakat demi mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi, meski akses wilayah yang sulit terjangkau serta masih tingginya pemahaman orang tua menjadikan anak pencari nafkah di usia potensial pelajar.
Kelima, harmonisasi kebijakan pemerintah daerah dan Balai Guru Penggerak juga Balai Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) hendaklah pro terhadap kebutuhan dan tenaga pendidikan sebagai harapan besar kita dalam pengembangan SDM maupun lembaga pendidikan yang berkualitas dan berkarakter.
Terhadap hal-hal dimaksud, Sogalrey mengatakan dapat membawa harapan kepada perubahan paradigma pembangunan pendidikan Nasional berdasar pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya melalui proses secara sistematis dan holistik guna meningkatkan martabat manusia.
“Sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai, biarpun pelan tetapi pasti, biarpun kecil tetapi kaya manfaat,” ungkapnya.
Sogalrey juga menambahkan, pemerintah daerah sangat mendukung kebijakan peningkatan kualitas pendidikan seperti pada beberapa bulan lalu mengadakan latihan bagi para guru SD untuk mata pelajaran matematika melalui metode gassing dan dirinya berharap, bukan matematika saja tetapi juga yang lain seperti bahasa Inggris, Fisika dan lainnya.
“Untuk itu, ikutilah perkembangan dunia saat ini khususnya di bidang pendidikan jika tidak, maka anda akan tersisih di pinggiran,” tutup Sogalrey berpesan.