Tiakur, Tribun Maluku : Festival Budaya Masela 2025 yang berlangsung di Desa Telalora, Kecamatan Pulau Masela, Maluku Barat Daya, Senin (15/9/2025), menjadi ajang perayaan sekaligus peneguhan identitas masyarakat Masela.
Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX mendapat apresiasi luas atas dukungannya dalam menjaga warisan budaya di pulau terdepan itu.
Kasubbag Umum BPK Wilayah XX, Stenli Reigen Loupattty, S.Pd, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga eksistensi budaya Masela di tengah arus modernisasi.
“Semangat membangun kebudayaan di Pulau Masela harus terus diperkuat. Tari Seka adalah identitas orang Masela, warisan yang tidak boleh hilang,” ujar Loupattty.
Ia juga mengingatkan pentingnya pelestarian arsitektur tradisional Im (rumah adat) yang kini nyaris punah.
“Arsitektur ini sangat penting bagi kebudayaan masyarakat Pulau Masela. Kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi,” tegasnya.
Loupattty mengapresiasi masyarakat Desa Telalora sebagai tuan rumah yang telah berkolaborasi menyiapkan festival hingga berjalan sukses.
Ia menambahkan, Pulau Masela kini memiliki tiga warisan budaya nasional yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Tari Seka, Poya, dan Tyarka.
Apresiasi juga datang dari Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya. Camat Pulau Masela, Cost Aswaly, S.Pi, menyebut langkah BPK Wilayah XX sebagai strategi penting menjaga tradisi di wilayah perbatasan.
“Pemkab MBD mendukung sepenuhnya langkah strategis ini. Kehadiran kami bersama forkopimda adalah wujud dukungan penuh bagi masyarakat Pulau Masela,” katanya.
Kepala Desa Telalora, Dominggus Borolla, menegaskan Tari Seka bukan sekadar hiburan, tetapi simbol perlawanan dan patriotisme.
“Dulu tarian ini sakral, hanya ditampilkan pada ritual adat tertentu. Kini Tari Seka terbuka bagi siapa saja, menjadi sarana hiburan sekaligus edukasi bagi masyarakat Masela,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival, Santhy Kanony, S.Si, menekankan bahwa Pulau Masela merupakan salah satu dari 92 pulau terdepan Indonesia.
“Karena posisinya yang strategis dan rawan klaim negara lain, pelestarian budaya menjadi bagian dari perlindungan wilayah,” katanya.
Festival Budaya Masela tahun ini mengangkat tema “Budaya Lestari, Bangsa Unggul” dengan fokus memperkuat eksistensi Tari Seka sebagai warisan budaya nasional. Antusiasme warga tampak dari keterlibatan seluruh desa di Pulau Masela.
Dalam puncak acara, formasi Tari Seka dengan variasi gerakan diiringi tifa kecil (kiwla) dan tifa besar (praya) merepresentasikan simbol perahu—ikon penting dalam budaya Masela yang menegaskan kedekatan masyarakatnya dengan laut.






