Ambon,Tribun-Maluku.com: Tantangan tahun 2022 bukan hanya transisi adaptasi pemulihan pandemi, tetapi juga dampak kondisi global yang berpangaruh pada peningkatan harga komoditas.
Selain itu dampak peningkatan harga atau inflasi, jika tidak disertai dengan peningkatan pendapatan atau pengeluaran rumah tangga desil bawah diatas kenaikan inflasi, maka berpeluang berdampak pada peningkatan kemiskinan.
Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan dari pengaruh dan perubahan global adalah kondisi lingkungan yang semakin terlihat nyata. Degradasi kualitas lingkungan sangat mengancam keberlanjutan kehidupan umat manusia.
Hal ini sangat memacu berbagai negara berkomitmen dalam melakukan upaya menekan kerusakan alam yang lebih besar lagi.
Demikian sambutan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi, S.Si. M.Si pada acara Diseminasi Region Kepulauan Maluku, Kajian Kualitatif dan Kondisi Sosial Demografi Penduduk Indonesia, bertempat di Hotel Swiss-Bell Ambon, Rabu (19/10/2022).
Menurut Riyadi, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki komitmen kuat untuk turut menjaga dan melestarikan alam. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah dapat dilihat dari arah pembangunan berkelanjutan dengan prinsip ekonomi hijau atau green economy development.
Provinsi Maluku memilki penduduk sebesar 1,85 juta jiwa (hasil Sensus Penduduk 2020). Hal ini sangat berpengaruh pada pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Pada tahun 2030 Indonesia bertujuan mengurangi emisi CO2 sebesar 29% sambil mempertahankan pertumbuhan PDB tahunan sebesar 7%, sehingga membuat “ekonomi hijau” menjadi kenyataan.
Pemerintah telah merespon dengan merencanakan rendah karbon sebagai bagian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Badan Pusat Statistik telah melaksanakan Sensus Penduduk pada tahun 2020 dan dilanjutkan kembali dengan Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP2020) pada tahun 2022. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 1,85 juta penduduk Maluku; 423,09 ribu jiwa berada di Kabupaten Maluku Tengah dan 347,29 ribu jiwa berada di Kota Ambon.
Dari keseluruhan penduduk Maluku terdapat 68,06 persen penduduk Maluku berada pada rentang umur 15-64 tahun, selanjutnya persentase penduduk laki-laki sebesar 50,65 persen dan persentase penduduk perempuan sebesar 49,35 persen.
Keseluruhan data hasil sensus penduduk 2020 dan LF SP2020 sangat penting dalam perencanaan dan evaluasi terhadap pembangunan di Provinsi Maluku dan secara Nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRK-BRIN) melakukan kajian terhadap kualitatif Long Form Sensus Penduduk 2020 dengan Tema “Pembangunan Ekonomi Hijau dan Kondisi Sosial Demografi Penduduk Indonesia : Mewujudkan Kesejahteraan Penduduk dan Lingkungan Berkelanjutan”.
Penelitian ini dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode kualitatif. Kajian ini mendalami bagaimana penduduk sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan menjalankan penghidupannya dengan memanfaatkan lingkungan untuk kemakmuran yang berkelanjutan. Kajian dilakukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia termasuk Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Tim peneliti terdiri dari statistisi BPS dengan kekuatan data kuantitatif bekerjasama dengan peneliti BRIN untuk menggali praktik serta inisiatif ekonomi hijau ditengah masyarakat mengggunakan teknik kualitatif.
Pada kegiatan Riset di Maluku, tim peneliti melakukan analisis praktik ekonomi hijau yang berfokus pada pengelolaan sampah dan pengolahan komoditas kelapa yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat di Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah.
Saat ini, Proses penelitian sudah masuk pada tahap diseminasi. Kegiatan diseminasi bertujuan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada pemerintah dan elemen publik lainnya dengan harapan dapat menjadi masukkan rekomendasi yang berbasis penelitian.
Selain laporan hasil kajian, Kerjasama antara statistisi BPS dan peneliti BRIN adalah berupa naskah kebijakan dan film dokumenter berjudul “Semai”. Sebuah film dokumenter yang mendokumentasikan praktik ekonomi hijau di masyarakat.
Produk riset berupa laporan kajian yang didiseminasikan di 7 kota di Indonesia yaitu
Palembang, Semarang, Balikpapan, Makassar, Kupang, Papua dan Kota Ambon yang menjadi tuan ruamh diseminasi Region Maluku.
Pelaksanaan kegiatan Diseminasi Regional Kepulauan Maluku, Kajian Kualitatif Sensus Penduduk 2020 LF membutuhkan dukungan dan koordinasi dari semua unsur.
Untuk itu, Asep Riyadi berharap dukungan dan koordinasi semua unsur, agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat dalam perencanaan pembangunan Provinsi Maluku.