Ambon, Tribun Maluku: Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Desember 2024 sebesar 100,27 atau naik 0,53 persen dibanding November 2024 yang tercatat sebesar 99,75.
Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat naik sebesar 0,33 persen dan penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,20 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia, SE. M.Si di Ambon, Sabtu (4/1/2025).
Menurut Pattiwaellapia, pada Desember 2024 Provinsi Maluku berada di urutan ke-35 dari 38 provinsi dengan NTP sebesar 100,27.
NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 202,65; sementara NTP terendah terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 98,88.
Tercatat dua subsektor mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,93 persen) dan subsektor peternakan (0,27 persen). Sedangkan tiga subsektor lainnya mengalami penurunan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan (-0,91 persen), subsektor hortikultura (-1,17 persen) dan subsektor perikanan (-0,08 persen).
Dikatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Pada Desember 2024 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,22 persen.
Sedangkan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Desember 2024 mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen dibanding November 2024, yaitu dari 108,38 menjadi 108,62.