Ambon, Tribun-Maluku.com : Bulog Maluku kembali membeli beras dari petani asal Pulau Buru sebanyak 601 ton guna menambah persediaan di dua daerah yang ada di pulau itu.
“Jadi capaian Bulog Maluku untuk membeli beras asal petani Pulau Buru di masa panen pertama tahun 2019 sampai dengan tanggal 15 April 2019 sudah mencapai 601.000 kilogram atau sebanyak 601 ton dari target pembelian yang direncanakan tahun 2019 sebanyak 1.750 ton,” kata Kepala Divisi Regional Perum Bulog Maluku Arif Mandu di Ambon, Kamis (18/4/2019).
Ia juga menegaskan Bulog akan terus berusaha membeli beras asal daerah itu guna memenuhi target pembelian, karena masa panen masih berlanjut selama tahun 2019.
“Gabah masih cukup banyak di tangan petani, karena itu kami terus berusaha guna melakukan pembelian, mudah-mudahan bisa terpenuhi target, paling tidak mencapai 1.000 ton masa panen sekarang ini,” ujarnya.
Ia berharap pada masa panen berikutnya, bulan September atau Oktober 2019, Bulog dapat membeli lagi 750 ton untuk memenuhi target pembelian tahun ini.
Menurut Arif, sesuai hasil kunjungan yang dilakukan beberapa hari lalu ke Pulau Buru terlihat banyak petani masih menjemur gabah hasil panen mereka, itu berarti masih ada kesempatan untuk pembelian berikutnya. Apalagi sistem penggilingan di daerah itu masih kecil-kecilan.
Arif mengatakan hasil pembelian beras asal Pulau Buru tetap disimpan di gudang Bulog yang ada di daerah itu untuk keperluan pengadaan. Selama ini pengadaan beras belum mencukupi permintaan masyarakat di dua daerah kabupaten yang ada di Pulau Buru.
“Masa panen Pulau Buru bisa mengisi permintaan di daerah itu setiap tahunnya, hanya saja Bulog selalu dibatasi dengan HPP yakni harga pembelian Rp8.030 per kilogram. Selama ini dan yang merupakan kendala bagi Bulog Maluku, petani di daerah itu menjual ke pasar dengan harga di atas harga pembelian Bulog,” ujarnya.
Sedangkan harga di Bulog sudah sesuai dengan Inpres, kecuali ada perubahan lagi dari pemerintah terkait harga pembelian beras di tingkat petani.
“Apalagi kalau ada pedagang (pengusaha) yang melakukan pembelian beras dari petani setempat di atas harga Bulog, sudah pasti petani semua mau menjual kepada pedagang tersebut sebab menguntungkan,” ujarnya.
Ia mengatakan perkembangan panen di Pulau Buru bisa mencapai 15.000 ton. “Kalau Bulog membeli hanya 1.500 ton, maka petani masih bisa menjual lagi ke pedagang guna menarik keuntungannya,” tambahnya. (an/tm)