Ambon, Tribun Maluku: Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil Maluku-Maluku Utara siap untuk membeli gabah/beras petani sebanyak-banyaknya, khususnya di empat sentra produksi yaitu Kabupaten Buru, Seram Bagian Barat, Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Bulog Kanwil Maluku-Maluku Utara, H. Kamin Siregar, SE kepada media ini, Jumat (21/2/2025) pekan lalu.
Menurut Siregar, kegiatan pengadaan dalam rangka mendukung swasembada pangan sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto bahwa Bulog harus menyerap 3 juta ton beras di musim tanam 1 periode Januari sampai April 2025.
Alhamdulilah untuk wilayah Maluku Bulog mempunyai dua titik sentra yaitu Pulau Buru dan Pulau Seram.
Di Pulau Seram ada dua lokasi sentra pengadaan gabah/beras petani yaitu di Kobi/Kobisonta Kabupaten Maluku Tengah dan Gemba Kabupaten SBB dan di Pulau Buru.
Hingga kini pembeli serapan Bulog pembelian gabah beras di penggilingan kurang lebih 235 ton, langsung disimpan di gudang milik Bulog yang ada di lokasi baik di Buru dan di Kobi, sedangkan beras dari Gemba langsung ditarik ke gudang Ambon.
Dari jumlah tersebut, pembelian gabah di Pulau Buru masih relative kecil yaitu kurang lebih 11 ton sedangkan di Gemba Pulau Seram kurang lebih 39 ton dan sisanya di Kobi/Kobisonta. Di Pulau Buru penen besarnya diprediksi terjadi di bulan Maret awal.
“Selama ini kami selalu bekerja sama dengan Dinas Pertanian, BSIP, TNI khususnya Kodim, Koramil dan Babinsa yang ada di lapangan,” kata Siregar.
Dikatakan, Bulog Maluku menargetkan pengadaan gabah petani kurang lebih 431 ton, namun tidak menutup kemungkinan Bulog Maluku hadir untuk membeli hasil gabah/beras petani sebanyak-banyaknya bahkan melampaui target tersebut.
Untuk itu Siregar berharap, semua hasil produksi petani di empat daerah sentra di Maluku, bisa di jual ke Bulog melalui mitra penggilingan yang ada di lokasi masing-masing.
Kendala yang selama ini masih dijumpai di lapangan kata Siregar adalah musim penghujan, penggilingan rata-rata masih standar (one pass), pengeringnya masih terbatas yaitu dijemur secara manual di masing-masing halaman rumah/di pinggir jalan.
Terhadap masalah penggilingan dan pengering Siregar berharap, ke depan para pengusaha penggilingan bisa menaikkan kapasitas penggilingan ataupun lantai jemurnya dari yang standar menjadi lebih menengah lagi, sehingga bisa meningkatkan kapasitas penggilingan yang tadinya cuma 2 ton/hari bisa ke angka di atas 10 ton/hari.
“Jadi kita lakukan pembelian Sabtu-Minggu pun Bulog buka gudang, kerja terus tujuh hari tanpa libur, sehingga petani tidak usah ragu-ragu untuk mengontak Bulog,” tutupnya.






