Ambon, Tribun Maluku : Adolf Bastian Masawunu ketua bidang Humas HIMAPEL Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Ambon dalam rilisannya kepada media, menanggapi sikap Anti kritik yang dilakukan Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
“Kritik adalah bagian dari partisipasi publik. Jika masyarakat takut berbicara, maka pemerintah kehilangan cermin untuk memperbaiki diri” ujarnya
Menurut Adolf, dalam sistem demokrasi, kritik bukanlah ancaman, justru merupakan nafas bagi pemerintahan yang sehat.
Namun belakangan ini, sikap yang di tunjukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan: alergi terhadap kritik dan enggan membuka ruang dialog publik.
“Kritik adalah indikator sehatnya demokrasi lokal. Pemerintah yang alergi terhadap kritik berpotensi menciptakan iklim otoriter di tingkat daerah,” tegasnya.
Kasus penangkapan sejumlah demonstran di KKT menjadi contoh nyata. Para demonstran yang ingin menyuarakan hak mereka terkait permasalahan P3K antar waktu harus berurusan dengan aparat hanya karena mengunggah pendapat kritis.
“Pemerintah daerah seharusnya memahami bahwa kritik bukanlah bentuk permusuhan. Kritik adalah cermin terkadang memang memantulkan hal yang tidak menyenangkan, tetapi tanpa cermin, wajah kebijakan publik bisa terus tampak sempurna di mata sendiri, padahal penuh cacat di mata rakyat”. kata Adolf
Selain itu Adolf juga menilai sikap antikritik hanya akan melahirkan dua hal yakni ketakutan dan kemunafikan.
Ketakutan di kalangan masyarakat untuk bersuara, dan kemunafikan di kalangan pejabat yang sibuk membangun citra tanpa memperbaiki substansi.
Padahal, demokrasi lokal yang kuat ditopang oleh masyarakat yang berani berbicara dan pemimpin yang mau mendengar.
“Pemerintah daerah KKT perlu belajar bahwa keterbukaan bukan kelemahan, melainkan kekuatan. Menerima kritik dengan lapang dada justru menunjukkan kedewasaan politik dan kepercayaan diri sebagai pemimpin publik. Karena hanya pemimpin yang takut salah yang menolak kritik, sementara pemimpin sejati menjadikannya bahan koreksi”. Tutup Adolf






