Ambon, Tribun-Maluku.com : Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku menyatakan, hanya bisa merealisasikan kegiatan tanggap darurat paska jebolnya Way Ela di desa Negeri Lima, pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah pada 25 Juli 2013 karena masih rawan longsor dalam kapasitas material besar.
“Kami, berdasarkan hasil penelitian dan kajian direkomendasikan, baik oleh peneliti dalam negeri maupun Japan International Cooperation Agency (JICA) hanya bisa melaksanakan kegiatan tanggap darurat hingga lima tahun ke depan,” kata Kepala BWS Maluku, Mohammad Marasabessy, di Ambon, Jumat (21/2).
Pertimbanganya, sejarah terbentuk pulau Ambon dilatarbelakangi oleh letusan gunung api sehingga tekstur tanahnya tergolong rawan longsor.
Apalagi, masih masih ada material sisa longsoran Gunung Ulakhatu pada 13 Juli 2012 yang membentuk natural dam Way Ela dalam kapasitas besar.
“Jadi sewaktu-waktu, baik karena gempa bumi atau hujan dengan intensitas maupun durasi tinggi, maka kemungkinan terjadi longsor kembali relatif besar,” ujar Mohammad.
Karena itu, BWS Maluku hanya bisa membuat jembatan darurat menghubungkan desa Negeri Lima dan Seith dan memasang bronjong untuk menormalisasi aliran air Way Ela.
“Kami merealisasikan kegiatan tanggap darurat sambil memberikan pemahaman kepada warga Negeri Lima bahwa berdasarkan hasil penelitian para ahli permukiman mereka tidak layak lagi untuk dibangun kembali sehingga harus direlokasi,” tegasnya.
Natural dam Way Ela berdasakan catatan Kementerian PU merupakan yang terbesar dari semua waduk yang terbentuk secara alamiah di Indonesia.
Karena itu, sebelum jebol, Kementerian PU bekerjasama dengan JICA memprogramkan natural dam Way Ela menjadi potensi air baku, objek wisata, budidaya perikanan darat dan pembangkit listrik tenaga air.
Bencana Way Ela mengakibatkan tiga blok permukiman terhanyut air yakni Ulisihu, Elatua dan Henalelu terdata rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 525 unit, SD sebanyak tiga unit, dua mushalla serta masing – masing satu tower Telkomsel, sarana air bersih SMA, taman pengajian, TK dan kantor KUD.
Sedangkan dua blok lainnya yang aman yakni Henalalu dan Nau.
Jebolnya natural dam Way Ela juga mengakibatkan dua warga Negeri Lima teridentifikasi yakni Kasim Uluputty(85 tahun) dan Arman Parasouw(66 tahun) dinyatakan hilang, sedangkan .
Muksin Mahulauw (70 tahun) jenazahnya ditemukan di sekitar laut Teluk Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) pada 31 Agustus 2013. (ant/tm)