Hasil pantauan tim pemantau Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR) di desa tersebut, menyebutkan, peristiwa itu terjadi Sabtu (19/04) pekan lalu, saat mengetahui dirinya kalah dalam perolehan suara, massa pendukung Abdul Rasyid langsung mendatangi SMA tersebut dan menyegel pintu sekolah sekitar pukul 10.00 pagi, sementara aktifitas sekolah sedang berlangsung.
‘’Aktifitas sekolah ini langsung terhenti, karena massa pendukung mengamuk dan menuding salah seorang guru di sekolah ini yang juga mencalonkan diri menggunakan sekolah sebagai alat sosialisasinya,’’ ungkap Lutfi Wael salah seorang tim pemantau kepada Media Center KPU Maluku, Selasa (22/04).
Menurutnya, massa pendukung marah, karena seorang guru di sekolah ini, yang juga mencalonkan diri sebagai calon legislatif Abu Silawane dari PKS menggunakan fasilitas pendidikan untuk kepentingan sosialisasi memenangkan dirinya dalam pileg 2014.
Sementara menurut Lutfi, Abdul Rasyid Kotalima yang digadang-gadang akan memenangkan pileg di desa ini kalah suara dengan Abu Silawane.
Akibat penyegelan ini, puluhan siswa kelas tiga di SMA LKMD ini nyaris tidak dapat mengikuti ujian nasional (UN) yang digelar Senin (14/4). Karenanya, menurut Lutfi, unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) merendam amarah dua kubu caleg yang bertikai ini dengan menggelar musyawarah dan mendamaikan keduanya.(TM02)