Tiakur, Tribun Maluku : Komandan Kodim (Dandim) 1511/Moa, Letkol Inf Nuriman Siswandi, menegaskan pihaknya tidak pernah menutup diri terkait kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa 30 siswa SMP di Tepa, Kecamatan Babar Timur, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Klarifikasi ini disampaikan setelah beredar pemberitaan media lokal yang menuding Kodim enggan memberi keterangan saat wartawan mendatangi markas Kodim pada Jumat (12/9/2025).
Dalam penjelasannya di kediaman pribadi, Nuriman Siswandi menegaskan bahwa dugaan sikap tertutup itu hanyalah miskomunikasi.
“Kita tidak pernah tutup mulut, kita selalu terbuka. Siapapun yang datang kita selalu terima. Mungkin tadi ada sedikit miskomunikasi, kita lagi Salat Jumat, sehingga saat wartawan datang tidak ketemu,” ujarnya.
Kasus keracunan ini terjadi pada 28 siswa SMP Negeri 1 Tepa dan 2 siswa SMP Negeri 5 MBD. Seluruh korban telah mendapatkan perawatan di Puskesmas Tepa dan dipastikan pulih total.
“Terkait anak-anak sekolah yang keracunan, seluruhnya sudah sembuh dan kembali ke rumah. Tidak ada lagi yang dirawat di rumah sakit,” tegas Dandim.
Letkol Nuriman mengakui insiden ini menjadi bahan evaluasi penting. Ia menekankan bahwa peran Kodim 1511/Moa dalam program MBG sebatas pendukung, sementara tanggung jawab operasional sepenuhnya berada di bawah Badan Gizi Nasional (BGN) dan kepala Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di masing-masing wilayah.
“Karena ini program dari Pak Presiden, kita akan mensukseskan semuanya. Kodim hanya membantu. Yang bertanggung jawab langsung itu dari BGN dan kepala SPPG,” jelasnya.
Sebagai langkah lanjutan, Kodim 1511 bersama Dinas Kesehatan dan SPPG akan mengirimkan sampel makanan ke laboratorium di Ambon untuk mengetahui penyebab pasti.
Evaluasi menyeluruh terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) dapur MBG juga dilakukan, mencakup perbaikan kualitas bahan baku, sterilisasi dapur secara higienis, hingga pengawasan tenaga masak.
“Upaya-upaya perbaikan SOP dilakukan dengan benar, termasuk pencarian bahan baku yang berkualitas dan pengawasan ketat dapur MBG,” tambahnya.
Menurut keterangan medis, kondisi para siswa kemungkinan besar disebabkan reaksi alergi yang menyerupai keracunan, namun tidak signifikan dan telah tertangani dengan baik.
Forkopimda Maluku Barat Daya juga berkomitmen melibatkan seluruh stakeholder, termasuk dinas kesehatan, dan membentuk komunitas petani lokal untuk menjamin kualitas serta ketersediaan bahan baku MBG di masa mendatang.
Dengan klarifikasi ini, Dandim 1511 berharap kepercayaan publik terhadap pelaksanaan program MBG tetap terjaga, serta memastikan langkah pencegahan serupa dilakukan agar insiden serupa tidak terulang.






