Ambon, Tribun-Maluku.com : Pemerintah Kota Ambon berpendapat memanasnya hubungan Australia-Indonesia terkait eksekusi mati dua terpidana kasus narkoba warga Australia yang termasuk sindikat Bali Nine, tidak akan mempengaruhi penyelenggaraan Darwin-Ambon Yach Race (DAYR) 2015.
“Panasnya hubungan Australia-Indonesia tidak mempengaruhi jadwal lomba layar. Banyak peserta asal Negara Kanguru tersebut telah menyatakan kesediaan mengikuti lombanya tahun ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Kota Ambon Hendrik Sopacua, Rabu (25/2).
Hengky mengakui pihaknya pekan lalu telah menanyakan dampak ketegangan kedua negara dengan Konsulat Indonesia di Darwin, dan diberitahu bahwa para pelayar dari negara Kanguru tersebut tidak terpengaruh dan akan tetap ikut lomba.
Menyangkut koordinasi dan registrasi lomba dipercayakan kepada pihak penyelenggara yakni Hellen de Lima dan hasilnya akan dilaporkan kepada Pemerintah Kota Ambon.
“Jadi ketegangan antara Australia-Indonesia menyusul akan dilakukan eksekuti mati dua terpidana sindikat Bali Nine tersebut, tidak berdampak serius terhadap lomba layar yang merupakan salah satu bagian penting dari kerja sama kota bersaudara (Sister City) Darwin-Ambon,” katanya.
Dia berharap, diplomasi dan dialog antara pemimpin kedua negara dapat ditingkatkan dan diperbaiki, sehingga kasus eksekusi mati dua warga Australia tersebut tidak memperburuk hubungan kerja sama kedua negara.
“Kami berharap memanasnya hubungan Australia-Indonesia ini tidak menimbulkan masalah serius yang dapat menghambat pelaksanaan lomba layar Darwin-Ambon Yacht Race and Rally yang telah digelar sejak tahun 1976 tersebut,” katanya.
Lomba perahu layar yang menempuh perjalanan sejauh 600 mil dari Darwin, juga menjadi pengikat hubungan persaudaraan dan kekeluargaan antara warga Ambon dengan Australia.
Begitu pun menyangkut program “Mangente Ambon 2015”, menurut Hengky tidak akan terpengaruh dengan memanasnya hubungan antara Australia-Indonesia.
“Kami saat ini gencar melakukan sosialisasi Mangente Ambon kepada masyarakat Maluku yang bermukim provinsi lain, maupun wisatawan dalam dan luar negeri, terutama membangun kecintaan dan ketertarikan mereka untuk pulang kampung atau berkunjung ke Ambon,” katanya.
Hengky mengakui, masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi untuk menyukseskan program Mangente Ambon tersebut, dengan melibatkan peran serta berbagai komponen masyarakat. (ant/tm)